INDRAMAYU, TEROPONGMEDIA.ID — Kementerian Kebudayaan (Kemenkebud) RI mendorong dilaksanakannya penelitian arkeologi lebih mendalam di Situs Dampuawang, Desa Sudimampir, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, guna mengungkap nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.
Restu Gunawan, Direktur Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kemenkebud, menyatakan bahwa kawasan tersebut memiliki potensi arkeologis yang luar biasa.
Hal ini terungkap setelah Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) IX Jawa Barat melakukan survei pendahuluan pada 2023 dan menemukan sebaran artefak di 13 titik lokasi.
Temuan tersebut meliputi fragmen batu bata dan gerabah, yang mengindikasikan adanya peradaban masa lalu di Indramayu.
“Potensi arkeologi di Indramayu sangat besar dan layak untuk diteliti lebih lanjut. Kami bersyukur mendapat dukungan penuh dari Bupati Lucky Hakim,” ujar Restu, mengutip laman resmi Pemkab Indramayu, Senin (28/4/2025).
Penelitian lanjutan rencananya akan memanfaatkan teknologi Drone Scanner G4 untuk memetakan struktur bawah tanah tanpa merusak permukaan situs.
Selain itu, akan dilakukan ekskavasi guna mengungkap benda-benda purbakala yang terkubur, guna mendukung studi arkeologi berbasis ilmiah.
Menurutnya, pelestarian situs ini tidak hanya penting untuk memperkaya khazanah sejarah lokal, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran budaya masyarakat.
“Dengan penelitian ini, kami berharap dapat memperkaya referensi sejarah sekaligus memperkuat identitas budaya Indramayu,” jelasnya.
BACA JUGA
Situs Gunung Payung Tasikmalaya, Warisan Sejarah yang Tersembunyi
Di sisi lain, Bupati Indramayu, Lucky Hakim, menegaskan kesiapan pemerintah daerah untuk memberikan dukungan penuh terhadap program penelitian dan pelestarian ini.
Ia menyebut Situs Dampuawang memiliki nilai sejarah tinggi yang dapat mengungkap jejak peradaban masa lalu Indramayu.
“Kami siap memfasilitasi penelitian ini sebagai upaya menjaga warisan sejarah Indramayu,” tegas Lucky.
Ia juga berharap hasil penelitian nantinya dapat menjadi materi edukasi sekaligus destinasi wisata budaya bagi masyarakat.
“Situs ini diyakini sebagai bagian dari peradaban kuno yang harus terus diteliti dan dilestarikan untuk generasi mendatang,” pungkasnya.
(Aak)