BANDUNG. TM.ID Indonesia memiliki banyak sekali adat dan suku budaya. Bahkan kekayaan alamnya sangat begitu banyak dan juga subur. Bahkan sampai saat ini masih ada suku yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Kehidupan mereka sangat jauh sekali dari kata modern. Namun, apakah kalian percaya bahwa sampai saat ini masih ada suku kanibal?
Tidak hanya di luar pulau Indonesia, ternyata suku kanibal di Indonesia masih ada. Suku tersebut salah satunya ada yang terdapat di Papua. Suku tersebut dikenal dengan suku Korowai. Hidup mereka berpindah-pindah atau bisa kalian sebut dengan nomaden, seperti suku lainnya yang terdapat di Papua.
Suku Kanibal di Indonesia
Suku kanibal yang ada di Indonesia ternyata tersebar mulai dari pulau Sumatera sampai Papua. Mereka memiliki alasan sendiri kenapa mereka menjadi kanibal. Alasan mereka antaranya adalah untuk kesehatan, untuk sebuah ritual, dan juga sebagai kekuatan. Mereka zaman dahulu saat menang dalam peperangan akan bersama-sama makan daging musuhnya sendiri.
Mereka akan menyantapnya bersama-sama pada saat ritual dilakukan. Berikut adalah suku kanibal yang ada di pulau Indonesia ini. Suku tersebut kebanyakan masih berada di pedalaman hutan Indonesia.
1. Suku Batak di Sumatera Utara
Suku kanibal di Indonesia yang pertama terdapat di pulau Sumatera. Dulu nenek moyang suku Batak merupakan seseorang pemakan daging manusia. Menurut samapijauh.com, Berdasarkan catatan Nicolo Da Conti, suku Batak yang melakukan kanibalisme berada di desa Hutan Siallagan yang berada di pedalaman Pulau Samosir di tengah Danau Toba.
Tujuan mereka menjadi kanibalisme adalah untuk memperkuat jiwa mereka yang memakan daging manusa itu. Bagian tubuh seperti jantung, darah, telapak kaki, dan telapak tangan mereka tersebut sebagai jiwa. Tapi, kanibalisme di Sumatera ini hanya bertahan sampai pada abad ke 20.
Karena pada tahun 1816 saat itu pemerintah dari kolonial Belanda memasuki wilayah tersebut. Mereka juga melarang keras adanya praktik kanibalisme. Namun, ada kemungkinan juga suku Batak ini tidak melakukan lagi praktik tersebut karena adanya pengaruh dari agama Kristen yang saat itu masuk dibawa oleh bangsa Eropa.
2. Suku Dayak Punan di Kalimantan
Suku kanibal selanjutnya adalah suku Punan yang ada di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Sama dengan suku Korowai, hidup mereka selalu berpindah-pindah tempat atau nomaden.
Dayak Punan ini terkenal karena katanya jago dalam berperang. Apabila mereka sedang berperang mereka akan dengan sangat tega menghabisi dan menebas kepala dari musuh mereka. Istilah tersebut biasanya dikenal dengan Ngayau. Menurut sampaijauh.com Berdasarkan riset, ternyata suku ini masih tinggal di perairan sungai, pepohonan, dan gua pedalaman hutan Kalimantan.
3. Suku Korowai di Papua
Terakhir suku kanibal di Indonesia terletak di Papua yakni suku Korowai. Mereka terletak di dataran rendah sebelah selatan Papua. Hidupnya selalu berpindah-pindah sejak 10.000 tahun. Suku ini hidup dengan mengandalkan kekayaan alam sekitar. Suku ini menetap di rawa-rawa dan sekitar sungai karena mempunyai sumber penghidupan.
Makannya mereka sangat sering sekali berperang dengan suku yang lain memakai senjata anak panah beracun yang ada pada ujung tombak mereka yang terbuat dari tulang belulang. Namun, suku kanibal ini tidak seperti dengan suku kanibal lainnya, mereka akan memakan sesama apabila ada yang melanggar adat.
Biasanya mereka diadili terlebih dahulu sebelum dimakan. Setelah korbannya tersebut benar-benar bersalah, maka, ritual tersebut akan mereka lakukan bersama-sama. Lebih mengerikannya bagian tubuh favorit dari mereka adalah otak manusia yang hangat. Suku Korowai ini masih melakukan kanibalisme hingga saat ini.
Namun, ada juga yang mengatakan bahwa praktiknya tersebut sudah berhenti. Terdengar sangat mengerikan yan teman-teman jika suku tersebut masih ada sampai sekarang.
Jadi, itu merupakan suku kanibal di Indonesia yang masih ada kabarnya hingga saat ini. Suku di Indonesia memang pada awalnya 75% pemakan daging manusa. Tetapi, seiring dengan berkembanganya zaman mereka punah dan meninggalkan tradisi mengerikan tersebut. Jadi bagaimana menurut pandapatmu, apakah kamu masih mempercayainya?
BACA JUGA: Warga Taliabu Malut Diterkam Buaya Saat Mencari Ikan
(Kaje)