Seni Bangklung yang Masih Digandrungi Masyarakat Garut

Sejarah Seni Bangklung Garut
Seni Bangklung pimpinan Adjuk Heryanto (YouTube BRIN)

Bagikan

GARUT, TEROPONGMEDIA.ID — Adjuk Heryanto, yang lebih dikenal sebagai Bah Adjuk, merupakan sosok penting dalam perjalanan sejarah pelestarian Seni Bangklung di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kesenian ini lahir di Babakan Garut, Desa Cisero, Kecamatan Cisurupan, dan memiliki nuansa Islami yang kuat.

Karena masyarakat setempat mayoritas beragama Islam, maka kesenian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media dakwah.

Awalnya, dua tokoh bernama Eyang Jangkung dan Nurhiam dari Sukapura memperkenalkan kesenian Yami Rudat, sebuah pertunjukan yang memadukan tagoni (rebana) dengan syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW, diambil dari Kitab Barzanji.

Pertunjukan ini juga melibatkan gerakan silat dalam tariannya, dengan salah satu tokoh terkenalnya bernama Mad Amsir.

Perkembangan selanjutnya melahirkan alat musik baru bernama terebang, sejenis rebana yang terdiri dari lima buah dengan nama berbeda, yakni kempring, tempas, bangsing, indung, dan anak.

Kesenian ini kemudian berkembang menjadi Nyalawat, karena banyak membawakan shalawat Nabi.

Saat itu, terdapat dua kelompok kesenian terbang, masing-masing dipimpin oleh H. Ma’sum dan Aki Majusik, dengan anggota delapan orang.

Di daerah yang sama, juga berkembang kesenian Angklung Badud yang dipelopori oleh Aki Madsurpi dan Aki Muntasik. Alat musiknya berupa sembilan angklung yang dimainkan oleh lima orang.

Pada awal 1900-an, kedua kesenian ini, terebangan dan Angklung Badud dicoba dipadukan dan dipertunjukkan dalam berbagai acara, seperti:

    • Upacara Ngakut Pare dan Ampih Pare (usai panen)
    • Ngaleunggeuh (arak-arakan khitanan)
    • Pembakaran Panganten (tradisi pernikahan)
    • Miceun Runtah (usai hajatan)
    • Pesta Raja (penyambutan tamu penting)
    • Hiburan saat permainan layang-layang

    Pertunjukan inipun mendapat sambutan baik dari masyarakat. Kemudian pada 12 Desember 1968, setelah melalui musyawarah, kesenian ini resmi dinamakan Bangklung, gabungan dari terbang dan angklung.

    Sejak itu, kesenian ini terus berkembang dengan pelatihan, regenerasi pemain, penambahan alat musik, dan peningkatan penampilan.

    Penamaan Bangklung

    Mengenai sejarah penamaan Seni Bangklung, Adjuk Heryanto memaparkannya dalam film dokumenter yang diunggah di kanal YouTube Badan Riset dan Inoveasi Nasional (BRIN).

    Menurut Abah Adjuk, dirinya sebagai pewaris langsung kesenian tersebut menerima kunjungan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Garut, yang diwakili Kepala dksi Kebudayaan bernama Rukasa.

    Kata Abah Adjuk, Rukasa inilah yang melontarkan langsung kepada dirinya, menggagas penamaan kolaborasi kesenian Terbang dan Angklung tersebut dengan nama Seni Bangklung.

    “Pak Rukasa memberi nama pada kesenian ini dengan nama Bangklung, singkatan dari Terbang dan Angklung. Kemudian ditetapkanlah kesenian tersebut bernama Seni Bangklung,” ungkap Abah Adjuk.

    BACA JUGA

    Kuda Renggong: Kesenian Unik dari Sumedang yang Wajib Dilestarikan

    Memaknai Nadran, Pesta Laut Pesisir Indramayu

    Alat musik dalam Bangklung meliputi:

    • Terebang (5 jenis): Terbuat dari kayu, rotan, dan kulit kambing/domba, masing-masing memiliki fungsi berbeda, seperti Kempring (pengatur tempo) dan Indung (berperan seperti gong).
    • Angklung (9 buah): Terbuat dari bambu, terdiri dari Angklung Ambruk, Roel, Tempas/Pancer, dan Engklok.
    • Tarompet: Alat tiup dari kayu jati dan tempurung kelapa dengan tujuh lubang.
    • Alat tambahan: 3 pasang batok kelapa dan 2 keprak bambu.

    Lagu-lagu yang biasa diiringi musik bangklung di antaranya Anjrong (diselingi beluk), Kacang Buncis, Ya Maola (dari Kitab Barzanji, hanya menggunakan terebang), dan Soleang (hanya menggunakan terebang)

    Pertunjukan Bangklung melibatkan 27 pemain, termasuk pemain terbang, angklung, vokal (beluk), terompet, keprak, dan seorang bodor (pelawak).

    Sumber: Laman Disparbud Kabupaten Garut

    (Aak)

    Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
    Berita Terkait
    Berita Terkini
    porcine itu apa
    Apa Itu Porcine? Unsur Babi yang Ditemukan di Produk Halal
    Kesenian Badeng Garut - YouTube Komunitas Budaya Posstheatron
    Kesenian Badeng, Jejak Syiar Para Wali di Desa Sanding Garut
    Drama Telah Usai, Persib Amankan Poin Sempurna Atas Bali United 
    Cetak Gol Sensasional ke Gawang Bali United, Beckham Putra: Buat Mental Kita Naik
    SDN Gunung Batu Sukabumi
    Bangunan Nyaris Ambruk, Puluhan Siswa SDN Gunung Batu Sukabumi Terpaksa Belajar di Luar Kelas
    Euis Ida Wartiah bjb cimahi
    Euis Ida Wartiah dan Pansus IV Kunjungi bank bjb syariah Cabang Cimahi
    Berita Lainnya

    1

    Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

    2

    Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

    3

    Driver Ojol Grab Bakal Gelar Demo, Ini Alasannya!

    4

    Kata-kata Broadcast Promosi Hewan Kurban, Paling Efektif!

    5

    Catat, Ini Jadwal Terakhir Tukar Pecahan Rupiah Sudah Tidak Laku
    Headline
    Korban dimutilasi
    Perempuan di Ciberuk Serang yang Dimutilasi Kekasihnya Sempat Beri Pesan ke Keluarga
    Korupsi timah
    Kasus Korupsi Timah, Eks Dirjen Minerba Dituntut 8 Tahun Penjara
    wna afrika supermarket
    WNA Afrika Bikin Onar di Supermarket Kalibata City, Mandi Minyak Goreng
    gempa sukabumi
    BREAKING NEWS! Sukabumi Diguncang Gempa Magnitodu 5,6

    Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.