BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kepala Eksekutif SpaceX Elon Musk menyampaikan melalui media sosial X bahwa layanan internet Starlink kini aktif di suatu rumah sakit di Gaza dengan bantuan Uni Emirat Arab dan Israel.
Banyak fasilitas medis Gaza hancur akibat serangan Israel, yang melanggar hukum humaniter internasional. Pengumuman tersebut muncul lebih dari lima bulan setelah pemerintah Israel memberikan persetujuan penggunaan Starlink di rumah sakit di Rafah, sebuah kota yang menjadi titik konflik di Gaza selatan.
Menteri Luar Negeri negara Teluk Arab, Syeikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, berterima kasih kepada miliarder Amerika Serikat tersebut karena mendukung rumah sakit lapangan UEA di Gaza, di mana banyak fasilitas medis telah hancur dan obat-obatan langka.
Internet berkecepatan tinggi akan memungkinkan konsultasi medis yang berpotensi menyelamatkan nyawa melalui panggilan video real-time, kata Kementerian Luar Negeri UEA pada bulan Februari.
Pada awal Juli, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Israel sedang membahas penempatan sistem Starlink dari SpaceX milik Elon Musk untuk meningkatkan keamanan pekerja bantuan di Gaza di tengah serangan udara Israel di wilayah tersebut.
PBB memberi tahu Israel bahwa mereka membutuhkan terminal Starlink untuk melanjutkan distribusi bantuan ke Jalur Gaza. Israel menyerang Jalur Gaza sebagai balas dendam, atas serangan ke wilayahnya oleh kelompok gerakan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.
PBB memperingatkan Israel pada Juni bahwa serangan yang terus berlanjut dan pembatasan akses kemanusiaan telah semakin mengurangi aliran bantuan ke Gaza.
Pada Selasa pasukan Israel telah meledakkan beberapa rumah di Rafah, dekat perbatasan Mesir, di mana Israel mengatakan operasinya bertujuan untuk membongkar batalion terakhir Hamas.
BACA JUGA: Hamas Tuding Israel Langgar Putusan ICJ dengan Serangan ke Rafah
Hamas memulai perang di Gaza pada 7 Oktober ketika menyerang Israel, menewaskan 1.139 orang dan menyandera lebih dari 250 orang kembali ke Gaza, menurut penghitungan Israel.
Israel menanggapinya dengan serangan yang telah menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina dan mengubah jalur pantai menjadi gurun.
(Kaje/Usk)