Selain Jadi Tempat Belanja Murah, Pasar Baru Bandung Pernah Jadi Pasar Terbersih

Penulis: Anisa

Selain Jadi Pusat Perbelanjaan Murah, Pasar Baru Bandung Pernah Jadi Pasar Terbersih
(Mooibandoeng)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Pasar Baru Bandung memiliki sejarah yang kaya dan tak terpisahkan dari kehadiran masyarakat Tionghoa pada zaman kolonial Hindia Belanda. Etnis Tionghoa sudah mengenal daerah ini sejak awal abad ke-19. Bahkan, pada tahun 19800-an, mereka telah menjadi generasi ke-4 atau ke-5 yang menetap di sana.

Artikel ini akan mengupas secara mendalam mengenai berbagai perkembangan pasar baru Bandung pasca zaman kolonial. Simak dalam artikel ini untuk mengetahuinya!

Asal-Usul Pasar Baru Bandung

Selain Jadi Pusat Perbelanjaan Murah, Pasar Baru Bandung Pernah Jadi Pasar Terbersih
(Bandung Tempo Dulu)

Pasar Baru Bandung telah ada sejak awal abad ke-19, dan informasi historis menunjukkan bahwa pasar ini mulai ramai pada tahun 1906. Tempat ini didirikan oleh etnis Tionghoa yang bekerja sama untuk menciptakan pusat perdagangan di Bandung, mengingat pada masa itu kota ini belum memiliki pasar.

Melihat peluang berdagang yang ada di Kota Kembang, orang-orang Tionghoa dengan inisiatif mendirikan pasar induk, yang pada awalnya orang kenal dengan nama Pasar Ciguriang.

Peristiwa Konflik

Perubahan nama dari Pasar Ciguriang menjadi Pasar Baru ternyata berakar dari konflik antara etnis Tionghoa dengan pemerintah kolonial Belanda. Konon, etnis Tionghoa merasa tidak puas dengan kehadiran pemerintahan kolonial tersebut dan menyerang kantor Asisten Residen Belanda di Bandung yang bernama C. Wilhelm August Nagel.

Konflik ini mencapai puncaknya ketika Nagel menguasai pasar Ciguriang, yang kemudian direspon dengan aksi pembakaran pasar oleh para pedagang Tionghoa. Pada tahun 1926, pasar Ciguriang kemudian mengalami perbaikan dan perluasan. Seiring dengan proyek revitalisasi ini, pasar berganti nama menjadi Pasar Baroeweg atau yang kita kenal sekarang sebagai Pasar Baru.

Nama baru ini mengisyaratkan bahwa pasar tersebut merupakan “pasar pengganti” dari Pasar Ciguriang yang telah terbakar.

Pusat Peradaban Pedagang di Kota Bandung

Selain Jadi Pusat Perbelanjaan Murah, Pasar Baru Bandung Pernah Jadi Pasar Terbersih
(Mooibandoeng)

Menurut penelitian oleh Sugiri Kustedja dalam Jurnal Sosioteknologi, Pasar Baru Bandung pada masa lalu merupakan tempat tinggal saudagar terpandang. Mereka adalah keturunan pedagang Tionghoa yang telah datang dan menetap di Bandung jauh sebelum abad ke-19. Sebagian besar dari mereka terlibat dalam usaha kain batik.

Namun, ada juga fakta menarik yang mengungkapkan bahwa sebagian dari mereka berasal dari keturunan prajurit Senapati yang mendukung perang Jawa pada tahun 1825-1830. Para saudagar ini kerap dipanggil sebagai “urang pasar” dan “mandoran.” Keberadaan saudagar terpandang tersebut telah memberikan reputasi yang gemilang bagi Pasar Baru sebagai pemukiman para pedagang kaya raya.

Pasar Baru menjadi pusat peradaban pedagang di kota Bandung. Mereka berkumpul di pasar ini untuk berbisnis, dan tak heran banyak dari mereka yang betah dan tinggal di sana hingga usia tua bahkan hingga akhir hayat mereka.

BACA JUGA: 6 Tempat Belanja Murah Bandung yang Ramah Kantong

Menjadi Pasar Terbersih Zaman Kolonial

Pada tahun 1935, Pasar Baru Bandung mendapatkan gelar “pasar terbersih” di daerah Priangan. Pemerintah kolonial Belanda memberikan penghargaan piala kebersihan kepada Pasar Baru karena kebersihan tempat ini benar-benar terjaga. Para pedagang di Pasar Baru telah membiasakan diri untuk menjaga kebersihan sejak awal kedatangan mereka di tempat ini.

Mereka tidak akan menutup lapak mereka sebelum semuanya bersih, bahkan sisa-sisa dagang yang tercecer akan mereka bersihkan sendiri tanpa bantuan tenaga kebersihan. Berbeda dengan pedagang saat ini, para pedagang saudagar terpandang di Pasar Baru Bandung sangat peduli dengan kebersihan.

Mereka mempercayai bahwa kebersihan adalah bagian dari hoki atau keberuntungan dalam berdagang. Artinya, dengan menjaga kebersihan, bisnis mereka akan lebih laris dibandingkan dengan pedagang lain yang tidak memperhatikan kebersihan. Pemerintah kolonial juga menghargai budaya disiplin orang Tionghoa dalam menjaga lingkungan, sehingga pasar ini semakin terkenal pada masa itu.

 

 

(Kaje/Usamah)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
byd qiancheng
BYD Tutup Puluhan Dealer, Saling Tuduh dengan Qiancheng!
Harley Davidson X350
Harley Davidson X350, Moge Flat Tracker Harga Ramah Dikantong!
mobil dinas jalur busway
Mobil Plat Dinas Pejabat Nyelonong ke Jalur Busway, Malah Disambut Hormat Polisi!
Kawah Ratu - Instagram TWA Gunung Tangkuban Parahu
Meski Gejolak Vulkanik Menurun, Letusan Freatik Gunung Tangkuban Parahu Masih Mengancam!
video ai neraka
Heboh Video AI Neraka, Pendakwah Malaysia Sebut 'Murtad'!
Berita Lainnya

1

Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Unpas Raih Juara di Ajang Padjadjaran Public Relations Fair (PPRF) 2025

2

Legislator Kritik Keras Penambangan Nikel Raja Ampat Papua Barat Daya, Melanggar Regulasi!

3

Pengabdian Kepada Masyarakat – UNIBI TALK: Storytelling sebagai Cara Membentuk Personal Branding yang Autentik dan Konsisten Melalui Media Sosial Instagram

4

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

5

Menteri PKP Apresiasi Langkah Cepat Gubernur Jabar Dalam Pembangunan Perumahan Rakyat
Headline
Timnas Indonesia
Link Live Streaming Timnas Indonesia vs China Kualifikasi Piala Dunia 2026 Selain Yalla Shoot
pencarian korban longsor cirebon dihnetikan sementara
Bahaya Mengintai, Evakuasi Korban Longsor Tambang Cirebon Dihentikan Sementara
sejarah jam malam
Sejarah Kelam Jam Malam, dari Abad Kegelapan hingga Era Dedi Mulyadi
Penambangan Nikel Raja Ampat
Respon Penambangan Nikel Raja Ampat, Menpar Dorong Industri Ekstraktif Kedepankan Prinsip Pariwisata Berkelanjutan

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.