BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tari Tor-Tor, tarian tradisional Sumatera Utara yang diperkirakan sudah ada sejak zaman Batak purba, menyimpan kisah panjang tentang sejarah, spiritualitas, dan budaya masyarakat Batak.
Dari ritual persembahan untuk roh leluhur hingga menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan, Tor-Tor telah menjelma menjadi warisan budaya yang kaya makna dan penuh pesona.
Sejarah
Tarian ini, yang diperkirakan muncul sekitar abad ke-13, awalnya didedikasikan sebagai persembahan untuk roh leluhur. Tor-Tor juga merupakan peninggalan zaman Hindu di Sumatera, yang terlihat dari pengaruhnya dalam ritual dan simbolisme.
Pada masa penjajahan Belanda, Tor-Tor menjadi bentuk perlawanan halus. Bunyi tabuhan dan gordang dalam tarian ini menjadi kode rahasia bagi masyarakat untuk mengetahui kedatangan tentara Belanda dan melakukan tindakan yang diperlukan, seperti mengungsi.
Simbol dan Makna dalam Gerakan
Setiap gerakan dalam Tor-Tor memiliki makna yang dalam, menggambarkan nilai-nilai luhur masyarakat Batak, seperti:
- Hormat dan penghargaan: Gerakan tangan yang melambai naik turun melambangkan penghormatan kepada leluhur dan marga.
- Keharmonisan: Gerakan kaki yang menghentak dan gerakan tubuh yang selaras menggambarkan pentingnya menjaga hubungan baik antar marga.
- Spiritualitas: Tarian ini juga dikaitkan dengan roh dan unsur ghaib, yang terlihat dalam ritual dan cerita rakyat yang terkait dengan Tor-Tor.
Ragam Gerakan yang Menawan
Tari Tor-Tor memiliki berbagai gerakan yang unik dan penuh makna, seperti:
- Pangurdot: Gerakan yang menggunakan seluruh badan sebagai pusat, menopang tubuh dengan tumit dan telapak kaki.
- Pangeal: Gerakan memutar pinggang dengan iringan gerakan jari, tangan, dan kepala.
- Pandenggal: Gerakan rotasi yang gemulai dengan seluruh anggota tubuh.
- Siangkupna: Gerakan yang berfokus pada bagian leher, dilakukan dengan irama yang selaras dengan gondang dan urdot.
- Haunanna: Ekspresi wajah yang menggambarkan suasana hati penari, seperti gembira, suka, atau duka cita.
Jenis-Jenis Tor-Tor dan Fungsinya
Tor-Tor memiliki beberapa jenis, masing-masing dengan fungsi dan makna yang berbeda:
- Tor-Tor Pangurason: Tarian pembersihan yang dilakukan sebelum acara besar untuk memohon kelancaran dan terhindar dari bahaya.
- Tor-Tor Sipitu Cawan: Tarian yang dipertunjukkan saat penobatan raja Batak, menceritakan tentang tujuh putri kayangan yang turun ke bumi.
- Tor-Tor Tunggal Panaluan: Tarian ritual yang dilakukan untuk mengatasi musibah atau bencana, dilakukan oleh dukun untuk mendapatkan petunjuk.
BACA JUGA : Makna Hingga Alat Musik Tari Kuda Lumping Warisan Budaya Jawa
Melestarikan Warisan Budaya
Tor-Tor merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Upaya pelestariannya sangat penting untuk menjaga kelangsungan budaya Batak dan memperkenalkan keindahan tarian ini kepada dunia.
Melalui pembelajaran, pertunjukan, dan promosi, Tor-Tor dapat terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.
(Hafidah Rismyanti/Budis)