BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Batik sebagai warisan budaya Indonesia kini mengalami inovasi dengan hadirnya teknik Ecoprint. Lebih dari sekadar metode pewarnaan kain, teknik ini menghadirkan harmoni antara seni tradisional dan kelestarian alam.
Mengutip Batik Prabuseno, batik Ecoprint merupakan teknik membatik yang memanfaatkan bahan alami sebagai pewarna. Nama “Ecoprint” berasal dari gabungan kata “eco” (lingkungan) dan “print” (cetak).
Proses pembuatannya melibatkan penjiplakan pola daun atau tanaman langsung pada kain, yang kemudian direbus untuk menghasilkan motif alami.
Sejarah Batik Ecoprint
Teknik ini pertama kali dikembangkan di India sekitar 2.500 tahun lalu. Masuk ke Indonesia pada 1980-an, Ecoprint kemudian berkembang pesat di Asia Tenggara.
Popularitasnya semakin meningkat di awal tahun 2000-an, seiring dengan kesadaran akan pentingnya fashion berkelanjutan.
Pembuatan batik Ecoprint dimulai dengan menyiapkan kain mori atau sutera. Daun-daunan segar disusun di atas kain, kemudian digulung dan diikat rapat sebelum direbus dengan pewarna alami.
Proses ini menghasilkan motif yang selalu berbeda, bahkan ketika menggunakan daun dari pohon yang sama.
Keunggulan
- Ramah lingkungan – Mengurangi limbah kimia dan memanfaatkan sumber daya alam
- Motif eksklusif – Setiap karya selalu berbeda dan unik
- Multifungsi – Cocok untuk berbagai kesempatan, dari santai hingga formal
- Nilai ekonomi tinggi – Kualitas dan keunikan meningkatkan nilai jual
BACA JUGA
Batik Ecoprint Jadi Primadona di Bandung: Motif dan Warna Alami Murni Tercetak di Atas Kain
Karakteristik Dinamis dan Ekspresif Budaya Sunda pada Batik Kemang Bogor
Adaptasi dalam Fashion Modern
Desainer kontemporer mulai mengadopsi batik Ecoprint dalam koleksi mereka. Teknik ini tidak hanya mempertahankan nilai tradisional, tetapi juga menjawab tuntutan fashion berkelanjutan.
Penggunaannya dalam industri mode menjadi bukti nyata bagaimana warisan budaya bisa beradaptasi dengan tren modern sekaligus menjaga kelestarian alam.
Dengan segala keunggulannya, batik Ecoprint tidak hanya memperkaya khazanah tekstil Indonesia, tetapi juga menawarkan solusi kreatif untuk industri fashion yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
(Aak)