JAKARTA,TM.ID: Ibadah kurban merupakaan praktik keagamaan yang memiliki kuat dalam sejarah Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi umat Muslim di seluruh dunia.
Ibadah kurban mengajarkan umat Muslim tentang kesetiaan, pengorbanan, dan kepedulian sosial. Mari kita mengulik lebih dalam kisah dan makna ibadah kurban dalam Islam.
Berikut sejarah dan asal Ibadah Kurban:
Jejak Sejarah
Kisah yang menjadi dasar ibadah kurban dalam Islam terangkum dalam kisah Nabi Ibrahim (Abraham) dan Nabi Ismail (Ishmael). Nabi Ibrahim, dalam ketundukannya kepada Allah SWT, dipercaya telah menerima perintah dari Tuhan-Nya untuk mengorbankan putranya yang tercinta. Sungguh ujian yang berat bagi Ibrahim, namun kepatuhan dan keyakinannya pada kehendak Ilahi tak tergoyahkan.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
“Ketika anaknya yang sudah beranjak dewasa, ia berkata kepadanya: ‘Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu; maka fikirkanlah apa pendapatmu!’ Dikatakan oleh anaknya: ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.'” (Surah As-Saffat, ayat 102)
Namun, Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang, menggantikan Ismail dengan seekor domba yang akan dikurbankan sebagai pengganti. Kesetiaan Ibrahim dalam menghadapi cobaan itu menjadi teladan bagi umat Muslim.
Nilai Kesetiaan dan Kepedulian Sosial
Ibadah kurban dalam Islam mengandung nilai-nilai yang dalam soal kehidupan sosial. Ketika umat Muslim melaksanakan kurban, mereka menjalin ikatan spiritual dengan Ibrahim dan Ismail, menghidupkan kembali semangat kesetiaan yang tulus kepada Allah SWT.
Lebih daripada sekadar pengorbanan hewan, ibadah ini mengajarkan umat untuk mengorbankan yang sangat berharga dalam rangka mencapai ketaatan dan kesalehan. Hal ini mencerminkan sikap tawakal dan ketundukan mutlak kepada Allah SWT.
Namun, ibadah kurban dalam Islam tidak hanya berfokus pada aspek spiritual semata. Ibadah ini mempunyai dimensi sosial yang sangat penting.
Ketika daging hasil kurban dibagikan kepada fakir miskin, yatim piatu, dan mereka yang membutuhkan, umat Muslim menunjukkan kepedulian dan solidaritas sosial yang tinggi.
Dalam tindakan berbagi tersebut, nilai-nilai keadilan, empati, dan persaudaraan terpancar. Umat Muslim, dalam semangat kurban, belajar untuk melihat kebutuhan sesama sebagai kebutuhan mereka sendiri dan memperkuat ikatan sosial di dalam komunitas.
Melalui ibadah ini, umat Muslim diingatkan akan pentingnya berbagi kebahagiaan dan melibatkan diri dalam upaya kemanusiaan. Ibadah ini mengajarkan bahwa tiada kebahagiaan yang hakiki jika saudara seiman masih merasa lapar dan menderita.
Makna Kurban dalam Keseharian
Ibadah kurban mempertajam perspektif umat Muslim akan arti penting berkorban dan berbagi dengan sesama. Ibadah ini mengajak umat untuk menumbuhkan sikap empati, saling membantu, dan merangkul kepedulian sosial dalam segala aspek kehidupan.
Ibadah ini juga mengingatkan umat akan pentingnya menjalin keseimbangan antara ketaatan kepada Allah SWT dan tanggung jawab sosial.
Dalam merenungkan nilai-nilai ibadah kurban, umat Muslim diharapkan dapat mengintegrasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari dan berkontribusi positif dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Sebagai umat Muslim, ibadah kurban adalah panggilan untuk berjuang demi ketaatan kepada Allah SWT, serta menjadi peluang nyata untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Dalam merayakan kurban, marilah kita menjaga semangat kesetiaan dan kepedulian sosial yang tercermin dalam nilai-nilai ibadah yang agung ini.
BACA JUGA: Tips Menyimpan Daging Kurban Agar Tidak Bau
(Dist)