BANDUNG,TM.ID: Perayaan Imlek identik dengan keindahan tarian barongsai. Tarian ini tidak hanya menjadi atraksi memeriahkan suasana Tahun Baru China, namun juga mengandung makna khusus dan sejarah panjang dalam kebudayaan China.
Dalam perjalanan waktu, tradisi ini tidak hanya hidup dan berkembang di negara asalnya, tetapi juga telah merasuk dalam keberagaman budaya Indonesia.
Dari Dinasti Chin dan Han Hingga Indonesia
Tarian barongsai memiliki akar sejak masa Dinasti Chin dan Han, sekitar abad ketiga sebelum masehi. Sebagai tarian tradisional China, barongsai menggunakan sarung menyerupai singa sebagai ciri khas utamanya.
Tidak hanya menjadi simbol kegembiraan dan kebahagiaan, barongsai juga telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek.
Melansir Chinese Historical & Cultural Project, atraksi barongsai melibatkan gerakan yang kompleks, membutuhkan kecepatan, kekuatan, dan keseimbangan dari para pemainnya.
Di samping itu, kekuatan tangan perlu untuk memainkan kepala barongsai atau mengangkat badan teman yang ada di depan. Keunikan gerakan ini menjadikan barongsai lebih dari sekadar tarian, melibatkan seni bela diri dan akrobatik yang unik.
Tradisi Utara dan Selatan
Melansir Kemendikbudristek, barongsai tiba di Indonesia pada abad ke-17 dan terus berkembang hingga sekarang, menjadi semacam tarian wajib menjelang perayaan Imlek. Di Indonesia, tarian ini terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni tradisi utara dan selatan.
Barongsai utara biasanya memiliki ciri surai ikal dan berkaki empat, lebih natural dan mirip singa. Sebaliknya, barongsai selatan memiliki sisik dan jumlah kaki yang bervariasi, bisa dua atau empat, dengan kepala yang lengkap dengan tanduk menyerupai binatang qilin.
BACA JUGA: Fakta Unik Baju Cheongsam
Makna Religius dan Ritual Khusus
Sebagai tarian ritual yang sakral, barongsai dianggap sebagai penghubung manusia dengan alam gaib. Tradisi ini melibatkan serangkaian ritual khusus untuk barongsai dan para pemainnya, tujuannya agar pertunjukan berjalan lancar.
Tarian barongsai tidak hanya terbatas pada perayaan Imlek, tetapi juga memiliki peran dalam pentahbisan candi, pembukaan usaha, masa tanam dan panen, hingga upacara keagamaan lainnya.
Barongsai menjelma sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, membawa kegembiraan sekaligus keberkahan dalam setiap momen.
Sebagai Cabang Olahraga dan Hiburan Komersial
Barongsai tidak hanya mempertahankan tradisi sebagai tarian ritual, melainkan juga mengalami perkembangan seiring adaptasinya dalam zaman. Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI), yang diakui oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), menandakan bahwa barongsai kini diakui sebagai cabang olahraga.
Di sisi lain, barongsai juga telah menjadi bentuk hiburan dan komersial. Penggunaannya untuk mengamen dari rumah ke rumah adalah contoh nyata bagaimana tarian ini tetap relevan dan meresap dalam kehidupan sehari-hari.
(Kaje/Aak)