BANDUNG,TM.ID: Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk mengisi daya baterai mobil listrik mulai marak di Indonesia.
Ketika datang ke SPKLU, banyak pemilik mobil listrik dihadapkan pada tiga pilihan utama: slow charging, medium charging, dan fast charging. Setiap jenis pengisian ini memiliki kecepatan dan harga yang berbeda, memungkinkan pengguna untuk memilih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Harga dan Jenis Charging Mobil Listrik di SPKLU
Artikel ini akan menjelaskan perbedaan mendasar antara ketiga jenis pengisian tersebut di SPKLU lengkap dengan harga.
BACA JUGA: Perbandingan Tarif Cas Mobil Listrik di SPKLU PLN dan Shell, Murah Mana?
1. Slow Charging
Slow charging adalah pilihan yang sering kali memakan waktu paling lama dibandingkan dengan dua jenis pengisian lainnya. Kecepatan pengisian ini sangat tergantung pada daya pengisian yang tersedia dan kapasitas baterai kendaraan listrik. Biasanya, slow charging dilakukan di stasiun pengisian rumahan atau stasiun umum dengan daya yang relatif rendah.
Sebagai contoh, di kawasan Gading Serpong, Tangerang, ada EVCuzz yang menawarkan pengisian slow charging dengan biaya sebesar Rp 2.475 per 1 kWh.
Untuk mobil listrik dengan kapasitas baterai 18 kWh, seperti Wuling Air EV tipe Standard Range, pengisian penuh akan memakan waktu sekitar 6-8 jam. Meskipun waktu pengisian lebih lama, slow charging bisa menjadi pilihan yang ekonomis jika Anda memiliki waktu luang dan biaya rendah per kWh.
2. Medium Charging
Medium charging berada di tengah antara slow charging dan fast charging dalam hal kecepatan pengisian. Pengisian dengan kecepatan sedang ini sering dilakukan di stasiun pengisian yang memiliki daya yang lebih tinggi dibandingkan slow charging. Waktu pengisian baterai akan lebih cepat daripada slow charging, namun masih memerlukan waktu yang signifikan.
Harga pengisian kendaraan listrik dalam kategori medium charging bervariasi tergantung dari penyedia layanan. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga SPKLU untuk mobil listrik berkisar antara Rp 1.650 hingga Rp 2.475 per kWh. Ini bisa menjadi pilihan yang baik jika Anda ingin mengisi daya dengan lebih cepat daripada slow charging, tetapi tidak memerlukan waktu pengisian yang sangat singkat.
3. Fast Charging
Fast charging adalah pilihan tercepat untuk mengisi baterai kendaraan listrik. Ini adalah pilihan ideal jika Anda membutuhkan pengisian cepat di tengah perjalanan atau jika Anda memiliki jadwal yang padat. Stasiun fast charging memiliki daya yang sangat tinggi, yang memungkinkan baterai kendaraan terisi dengan sangat cepat.
Sebagai contoh, Shell menawarkan paket pengisian fast charging dengan daya pengisian hingga 25 kWh. Dalam waktu 30 menit, mobil listrik seperti Ioniq 6 dengan kapasitas baterai 77,4 kWh dapat mengisi hingga sekitar 25% baterai. Ini sangat cocok untuk pengguna yang ingin melakukan pengisian cepat dan melanjutkan perjalanan dengan efisien.
Harga dan Keuntungan
Harga pengisian baterai kendaraan listrik bervariasi tergantung pada penyedia layanan dan jenis pengisian yang Anda pilih. Pengguna dapat memilih antara slow charging yang ekonomis, medium charging yang cukup cepat, atau fast charging untuk pengisian cepat di tengah perjalanan.
Pilihan ini memungkinkan fleksibilitas yang tinggi, sehingga pengguna dapat memilih yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dalam upaya untuk merangkul teknologi ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, pemerintah Indonesia telah memfasilitasi pengembangan infrastruktur pengisian kendaraan listrik.
Harga SPKLU yang terjangkau, seperti yang disarankan oleh Kementerian ESDM, membuat kendaraan listrik semakin menarik bagi masyarakat.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan antara slow charging, medium charging, dan fast charging, pemilik mobil listrik dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan mereka dan mendukung perkembangan mobilitas berkelanjutan.
(Saepul/Usamah)