BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – George Russell mengaku sulit memahami dominasi Max Verstappen di Grand Prix Italia 2025. Pebalap Mercedes itu menyebut Formula 1 sebagai “olahraga yang lucu” usai menyaksikan rivalnya menang telak di Sirkuit Monza, Minggu (7/9/2025).
Verstappen kembali ke jalur kemenangan setelah tampil impresif dengan keunggulan lebih dari 19 detik atas Lando Norris.
Padahal, juara dunia empat kali tersebut sempat kehilangan posisi di awal balapan setelah duel sengit di tikungan pertama. Namun strategi matang dan konsistensi kecepatannya membuat Verstappen tak tersentuh hingga finis.
Sebelum jeda musim panas, performa Red Bull sempat dipertanyakan. Verstappen bahkan hanya finis kesembilan di Hungaria, tertinggal jauh dari tiga tim teratas. Perubahan drastis inilah yang membuat Russell heran.
“Sulit dimengerti. Verstappen bisa tertinggal 40 detik dari pemenang di Bahrain, lalu tiba-tiba menang dengan margin 20 detik di Imola dan Monza. Ini luar biasa,” ujar Russell melansir Sky Sports, Senin (8/9/2025).
Baca Juga:
Faktor Teknis di Balik Kebangkitan Red Bull
Meski terlihat mengejutkan, analisis teknis menunjukkan kemenangan besar Verstappen di Monza bukan kebetulan. Ada beberapa faktor kunci:
Karakter Sirkuit Monza
Monza dikenal sebagai trek berkecepatan tinggi dengan drag rendah. Mobil dengan efisiensi aerodinamika tinggi dan tenaga mesin besar mendapat keuntungan besar. Paket Red Bull terbukti cocok dengan karakter ini.
Sensitivitas Aerodinamis
Red Bull sempat kesulitan di Hungaria yang penuh tikungan lambat. Namun di Monza, setup low-downforce membuat mobil lebih stabil dan efisien. Sensitivitas ini menjelaskan perbedaan performa antar balapan.
Strategi dan Manajemen Ban
McLaren memilih strategi menunggu Safety Car yang akhirnya tidak menguntungkan. Sebaliknya, Red Bull menjalankan strategi pit dan manajemen ban lebih efisien, sehingga Verstappen bisa menjaga kecepatan stabil dan memperbesar jarak.
Power Unit dan ERS
Penggunaan energi mesin dan sistem ERS yang efektif memberi Red Bull keunggulan kecepatan di lintasan lurus, aspek vital di Monza.
Kualitas Verstappen sebagai Pengemudi
Selain faktor teknis, Verstappen mampu mengelola ban dan memaksimalkan potensi mobil pada jendela performa yang sempit. Inilah yang membuat jarak waktunya semakin tak terkejar.
Bagi Mercedes dan George Russell, kebangkitan Red Bull menjadi tanda bahwa konsistensi adalah kunci.
“Ferrari terus berkembang, McLaren makin cepat, tapi Red Bull bisa saja kembali dominan jika paket mereka cocok dengan trek,” kata Russell.
Dengan kalender F1 yang penuh variasi sirkuit, tim-tim rival harus mencari cara memperluas jendela performa mobil agar tidak hanya kompetitif di trek tertentu.
Jika tidak, dominasi Verstappen bisa kembali berlanjut di paruh kedua musim.
(Budis)