Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dinilai Bukan Standar Manusia

Penulis: distopia

rumah subsidi 18 meter persegi
Contoh desain rumah subsidi 18 meter persegi. (X/seraphim97)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Rencana pemerintah menetapkan batas luas minimum rumah subsidi 18 meter persegi dinilai berdampak buruk bagi psikologis penghuninya.

Hal itu diungkap pengamat tata kota Yayat Supriatna. Ia mengingatkan pentingnya mempertimbangkan aspek psikologis dan sosial, bukan semata-mata pendekatan ekonomi.

“Kalau mau buat rumah 18 atau 24 meter, pendekatannya jangan hanya ekonomi. Harus dipikirkan juga psikologi dan bagaimana ruang membentuk perilaku manusia,” ujarnya, melansir BeritaSatu, Selasa (17/6/2025).

Yayat menjelaskan, ruang hidup layak minimal per orang adalah 9 meter persegi. Maka, jika satu keluarga terdiri dari tiga hingga empat orang, luas ideal rumah subsidi seharusnya 27-36 meter persegi, bukan 18 meter persegi.

Rencana perubahan ini tertuang dalam draf Keputusan Menteri PKP Nomor/KPTS/M/2025, yang tak hanya mengatur luas bangunan, tetapi juga mengurangi luas tanah dari 60 meter persegi menjadi 25 meter persegi.

Ia pun menilai kebijakan ini jauh dari memenuhi standar kebutuhan ruang manusia.

Baca Juga:

Ukuran Rumah Subsidi Diperkecil, Bisa Dibangun Bertingkat?

Review Rumah Subsidi dari Pemerintah, Perekam Nyeletuk Bikin Netizen Ngakak

Kemudian, Yayat membandingkan dengan kebijakan perumahan di China yang berhasil menjalankan konsep rumah minimalis karena didukung aturan pembatasan satu anak.

“Di China bisa dilakukan karena jumlah anggota keluarga dibatasi. Di Indonesia belum ada kebijakan kependudukan yang mendukung itu. Jadi penerapan rumah sempit akan sangat berat,” jelas Yayat.

Lebih jauh, Yayat menekankan rumah bukan hanya soal tempat tinggal, tetapi juga ruang untuk tumbuh, mendidik, dan membentuk masa depan anak-anak. Apabila ruang terlalu sempit, maka dampak psikologis dan sosial bisa menjadi serius, mulai dari stres, keterbatasan ruang belajar, hingga konflik keluarga.

“Ruang itu bagian dari kehidupan. Jangan sampai kita hanya membangun rumah, tetapi melupakan kualitas hidup penghuninya,” kata dia.

(Dist)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Screenshot_20250617_223359_Gallery
Kolaborasi Seskoad dan Pemkot Bandung Wujudkan Zona Bebas Sampah
Energi Hijau
Indonesia Teken 3 MoU dengan Singapura, Perkuat Kolaborasi Energi Hijau
wamentan komisaris pupuk indonesia
Wamentan Diangkat Jadi Komisaris Utama Pupuk Indonesia
korupsi ekspor CPO
Kasus Korupsi Ekspor CPO, Kejagung Sita Rp11,8 T dari Wilmar Group
pesawat saudia airlines
Saudia Airlines Dapat Teror Bom, Menko Polkam Minta TNI-Polri Usut
Berita Lainnya

1

Komunikasi Visual di Era Digital: Klinik Permata Jati Garut Perkuat Peran Media Sosial Lewat Program PKM UNIBI

2

Ketangguhan Zarco Tak Bisa Tutupi Luka Honda, Aleix Espargaro Buka-bukaan Masalah RC213V

3

Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dinilai Bukan Standar Manusia

4

Jangan Kaget! Peredaran Batu Bara China di Indonesia Makin Meluas

5

Terbukti Lakukan Pelanggaran Berat, Malut United Pecat Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena
Headline
Meletus Erupsi Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki - Dok PVMBG
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Dahsyat! Semburkan Abu Vulkanik 10.000 Meter
sengketa 4 pulau-1
Prabowo Resmi Putuskan Kembalikan 4 Pulau ke Aceh
Trump Umumkan Tarif Impor Baru, Indonesia Kena 32 Persen
Kecewa Pada Apple, Donald Trump Luncurkan Smartphone T1
batu bara china di indonesia
Jangan Kaget! Peredaran Batu Bara China di Indonesia Makin Meluas

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.