Ronggeng Gunung Pangandaran: Dari Ritual Sakral Menjadi Seni Pertunjukan yang Memikat

Penulis: Aak

ronggeng gunung pangandaran - dinas pariwisata kab ciamis
Ronggeng Gunung (Foto: Dinas Pariwisata Kab. Ciamis)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

PANGANDARAN, TEROPONGMEDIA.ID — Di tengah gemuruh modernisasi, ada sebuah tradisi yang tetap hidup dan mengakar kuat di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, yang dinamakan Ronggeng Gunung.

Ronggeng Gunung adalah sebuah seni pertunjukan tradisional yang awalnya lahir sebagai bagian dari ritual sakral, namun kini telah bertransformasi menjadi hiburan yang memikat.

Mengutp opac.isi.ac.id dan beberapa sumber lainnya, Ronggeng Gunung merupakan bentuk seni pertunjukan tradisional, yang lahir dan berkembang di Pangandaran.

Masyarakat Pangandaran percaya adanya mitos, bahwa kehadiran ronggeng dalam upacara kesuburan dan minta hujan itu menyebabkan keinginannya berhasil.

Dengan demikian, Ronggeng benar-benar memiliki peranan penting, yaitu sebagai pemimpin upacara. Dalam perkembangannya, kesenian Ronggeng Gunung itu tidak lagi berfungsi sebagai sarana upacara. Pada kenyataannya fungsi tersebut telah berubah menjadi seni pertunjukan.

Asal-Usul dan Mitos Ronggeng Gunung

Ronggeng Gunung dipercaya berasal dari kisah kepedihan hati seorang putri raja di Pangandaran bernama **Dewi Semboja**. Konon, tarian ini tercipta sebagai bentuk pelampiasan emosi sang putri. Kata “Ronggeng” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, *renggana*, yang berarti perempuan pujaan hati.

Masyarakat Pangandaran meyakini bahwa kehadiran Ronggeng dalam upacara kesuburan dan permintaan hujan dapat membawa keberhasilan. Oleh karena itu, Ronggeng tidak hanya sekadar penari, tetapi juga pemimpin upacara yang dianggap memiliki kekuatan spiritual.

Ciri Khas Ronggeng Gunung

Ronggeng Gunung memiliki ciri khas yang membedakannya dari seni tari lainnya:

1. Interaksi dengan Penonton

Penari Ronggeng sering mengajak penonton untuk menari bersama, membentuk lingkaran yang menciptakan suasana kebersamaan.

2. Gerakan Khas

Gerakan tari lebih bertumpu pada kaki, dengan langkah-langkah yang dinamis dan penuh energi.

3. Penari Bergelombang

Penari biasanya menari secara berkelompok, menciptakan harmoni visual yang memukau.

4. Kerudung Sarung atau Iket

Pada lagu tertentu, penari menari dengan mengenakan kerudung sarung atau iket, menambah kesan misterius dan tradisional.

Transformasi Fungsi

Pada awalnya, Ronggeng Gunung berfungsi sebagai sarana ritual, terutama dalam upacara kesuburan dan permintaan hujan. Namun, seiring perkembangan zaman, fungsi ini perlahan berubah. Kini, Ronggeng Gunung lebih sering ditampilkan sebagai seni pertunjukan hiburan.

Tarian ini kerap menghiasi acara-acara penting seperti pesta perkawinan, khitanan, atau perayaan lainnya. Meski telah kehilangan fungsi ritualnya, Ronggeng Gunung tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional yang kental.

Musik dan Lagu

Musik pengiring Ronggeng Gunung didominasi oleh gamelan, dengan lagu-lagu yang memiliki irama bebas dan syair berbentuk pupuh (puisi Jawa kuno). Beberapa lagu yang sering digunakan antara lain:
– Kudupturi
– Ladrang
– Sisigaran
– Golewang
– Kawungan Banter
– Parut
– Dengdet
– Ondai
– Liring

Lagu-lagu ini tidak hanya menjadi pengiring tarian, tetapi juga membawa pesan-pesan filosofis yang dalam.

BACA JUGA

Kuda Renggong: Kesenian Unik dari Sumedang yang Wajib Dilestarikan

Kesenian Reak Hampir Punah, Ketahui Sejarah dan Eksistensinya Saat Ini

Warisan Budaya yang Tetap Hidup

Ronggeng Gunung adalah bukti nyata bahwa tradisi tidak harus hilang ditelan zaman. Meski telah mengalami transformasi fungsi, seni pertunjukan ini tetap mempertahankan esensi dan keindahannya.

Bagi masyarakat Pangandaran, Ronggeng Gunung bukan sekadar tarian, melainkan bagian dari identitas budaya yang terus mereka jaga.

Melalui gerakan, musik, dan interaksi dengan penonton, Ronggeng Gunung terus menghidupkan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap warisan leluhur.

Dalam setiap gerakan penari dan dentuman gamelan, Ronggeng Gunung mengajak kita untuk merenungkan betapa kayanya budaya Indonesia, dan betapa pentingnya melestarikan warisan ini untuk generasi mendatang.

 

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Tijjani Reijnders Semakin Merapat ke Manchester City
Tijjani Reijnders Semakin Merapat ke Manchester City
Tyronne del Pino Beri Sinyal Pergi dari Persib
Tyronne del Pino Beri Sinyal Pergi dari Persib
Simone Inzaghi
Simone Inzaghi Resmi Jadi Pelatih Al Hilal
Ara Targetkan 100 Rumah Siap Serah Terima Juli Mendatang!
Ara Targetkan 100 Rumah Siap Serah Terima Juli Mendatang!
Job Fair 2025
Bandung Barat Buka Job Fair 2025, Netizen Ramai Berkomentar
Berita Lainnya

1

Mahasiswa UNIBI Antusias Ikuti Creative Workshop JNE dan Siap Berkarya di JNE Content Competition: Inspirasi Tanpa Batas

2

Suasana Asri di Pesawahan Kaki Gunung Malabar

3

Greenpeace Sebut Tambang Nikel Ancam Laut Raja Ampat, Begini Respon Bahlil

4

Farhan Ingatkan Warga Potong Hewan Kurban di RPH Agar Sesuai Syariat

5

6 Kasus Covid-19 Terdeteksi di Jabar, Masyarakat Diimbau Waspada
Headline
BMKG Prakirakan Wilayah Jakarta Diguyur Hujan Hari Ini
BMKG Prakirakan Wilayah Jakarta Diguyur Hujan Hari Ini
Portugal
Portugal Lolos ke Final UEFA Nations League 2024/2025 usai Bungkam Jerman 2-1
Prakiraaan Cuaca Wilayah Kota Bandung
Prakiraan Cuaca Wilayah Kota Bandung, Potensi Hujan Ringan Terjadi Sore dan Malam Hari
Menteri PKP Apresiasi Langkah Cepat Gubernur Jabar Dalam Pembangunan Perumahan Rakyat
Menteri PKP Apresiasi Langkah Cepat Gubernur Jabar Dalam Pembangunan Perumahan Rakyat

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.