BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dunia akhirnya menyambut pemimpin baru umat Katolik. Pada Kamis (8/5/2025), Robert Prevost resmi diumumkan sebagai Paus Leo XIV, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, menggantikan Paus Fransiskus.
Momen sakral ini diumumkan langsung oleh Kardinal Diakon senior dari balkon Basilika Santo Petrus, dengan kalimat legendaris: “Annutio vobis gaudium magnum, Habemus Papam!” yang berarti “Aku mengumumkan kepada kalian kabar sukacita besar, Kita memiliki Paus!”
Pemilihan ini terjadi setelah sesi konklaf yang berlangsung hanya dalam waktu 33 jam, menjadikannya salah satu pemilihan paus tercepat dalam sejarah Gereja Katolik. Asap putih mengepul dari Kapel Sistina, menandakan bahwa suara bulat telah tercapai.
Profil Singkat Paus Leo XIV
Lahir di Chicago pada tahun 1955, Robert Prevost memiliki darah Spanyol dan Prancis-Italia. Ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1982, kemudian mengabdikan dirinya di Peru selama lebih dari satu dekade.
Dalam masa baktinya, Prevost dikenal sangat dekat dengan komunitas terpinggirkan dan aktif membangun hubungan lintas budaya serta solidaritas sosial.
Selain berkarya sebagai imam, beliau juga mengajar di seminari dan melayani sebagai kepala biara serta pendeta paroki. Dedikasinya tidak luput dari perhatian Vatikan.
Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Uskup Chiclayo di Peru, kemudian Uskup Agung, hingga akhirnya ditunjuk menjadi kardinal pada tahun 2023.
Menariknya, 80% dari para kardinal pemilih dalam konklaf adalah sosok-sosok yang ditunjuk langsung oleh Paus Fransiskus. Maka, terpilihnya Prevost dianggap sebagai kelanjutan alami dari visi progresif Paus sebelumnya.
Baca Juga:
Asap Putih Muncul dari Kapel Sistina, Robert Francis Prevost dari AS Terpilih Jadi Paus Baru
Asap Hitam Muncul Tanda Paus Baru Belum Terpilih pada Hari Pertama Konklaf
Pidato Pertama
Dalam pidato perdananya, Paus Leo XIV mengenang pendahulunya dengan tulus.
“Kita masih mendengar di telinga kita suara Paus Fransiskus yang lemah namun selalu berani yang memberkati kita,” ucapnya di hadapan ribuan umat yang bersorak di Lapangan Santo Petrus.
Meneruskan Warisan Reformasi dan Isu Sosial
Paus Leo XIV diyakini akan menjadi penerus semangat reformasi Fransiskus, terutama dalam isu-isu seperti pengungsi, kemiskinan, dan lingkungan hidup.
Meskipun berasal dari Amerika Serikat, latar belakangnya di Amerika Latin membuatnya memiliki sensitivitas sosial tinggi serta pemahaman mendalam akan dinamika global Gereja.
Ia juga merupakan paus Agustinian pertama, sekaligus paus kedua dari benua Amerika. Vatikan menegaskan bahwa sosok seperti Paus Leo XIV dibutuhkan untuk menghadirkan kepemimpinan yang tidak eksklusif, tapi justru membawa terang dalam dunia yang dilanda keputusasaan.
Skandal Paus Leo XIV
Selama masa baktinya di Peru, Paus asal amerika ini sempat terseret dalam bayang-bayang skandal pelecehan seksual yang melanda Gereja Katolik. Namun, keuskupan setempat menegaskan bahwa beliau tidak terlibat dalam upaya apa pun untuk menutupi kasus-kasus tersebut.
(Hafidah Rismayanti/Usk)