Ray Sahetapy Tutup Usia, Jejak Kariernya di Dunia Akting Tetap Abadi

Penulis: hafidah

Ray Sahetapy
Ray Sahetapy. (Instagram/lambe_turah)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kabar duka menyelimuti industri hiburan Tanah Air. Aktor senior Ray Sahetapy menghembuskan napas terakhir pada (1/4/2025) di usia 68 tahun. Kabar kepergiannya dikonfirmasi oleh putranya, Surya, melalui akun Instagram pribadinya.

Kepergian Ray Sahetapy meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan para penggemarnya.

Sebagai salah satu aktor paling disegani di Indonesia, perjalanan karier Ray membentang lebih dari empat dekade.

Aktingnya yang memukau serta dedikasi luar biasa dalam dunia seni peran membuat namanya tetap dikenang sepanjang masa.

Untuk mengenang kiprah sang legenda, berikut perjalanan karier Ray Sahetapy di dunia hiburan.

Awal Mula Perjalanan Karier

Ray Sahetapy menghabiskan masa kecilnya di Panti Asuhan Yatim Warga Indonesia, Surabaya. Sejak kecil, ia sudah bercita-cita menjadi seorang aktor.

Demi mewujudkan impiannya, Ray memilih untuk melanjutkan pendidikan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 1977.

Di sana, ia satu angkatan dengan nama-nama besar seperti Deddy Mizwar dan Didik Nini Thowok.

Kerja kerasnya membuahkan hasil. Namanya mulai dikenal sebagai aktor berbakat yang disegani di industri perfilman Indonesia.

Debut Layar Lebar dan Kesuksesan di Film

Karier Ray Sahetapy di dunia film dimulai pada tahun 1980 melalui film “Gadis” yang disutradarai oleh Nya’ Abbas Akup.

Di film ini pula ia bertemu dengan Dewi Yull, yang kemudian menjadi istri pertamanya.

Sejak debutnya, Ray terus menunjukkan kualitas akting yang luar biasa dan berhasil membintangi banyak film populer.

Empat tahun setelah debutnya, Ray mendapatkan nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1984 melalui film “Ponirah Terpidana” dan “Kerikil-Kerikil Tajam”.

Kariernya semakin bersinar dengan berbagai nominasi di ajang FFI berikutnya, termasuk “Secangkir Kopi Pahit” (1985), “Opera Jakarta” (1986), “Tatkala Mimpi Berakhir” (1988), “Noesa Penida” (1988), dan “Jangan Bilang Siapa-Siapa” (1990).

Meskipun belum pernah memenangkan Piala Citra, Ray tetap dikenang sebagai salah satu aktor dengan nominasi terbanyak dalam kategori Pemeran Utama Pria Terbaik.

BACA JUGA: 

Kecelakaan Tol Cipali, Satu Orang Meninggal Dunia

Real Madrid Unggul Tipis Atas Sociedad di Copa del Rey 2024/2025

Eksplorasi di Dunia Teater

Selain berkarier di layar lebar, Ray juga aktif di dunia teater. Ia mendirikan sanggar teater di pinggiran kota dan membentuk komunitas seni.

Komitmennya terhadap seni peran tak tergoyahkan, bahkan saat industri film Indonesia mengalami mati suri.

Namun, ia juga sempat menuai kontroversi dengan gagasannya yang menyarankan perubahan nama Republik Indonesia menjadi Republik Nusantara.

Meski begitu, hal ini tidak mengurangi kecintaannya terhadap dunia seni dan kebudayaan.

Ray Sahetapy tidak hanya berbakat dalam akting, tetapi juga di dunia musik. Bersama Dewi Yull, ia merilis album “Say…” pada tahun 1985.

Album ini melahirkan dua lagu hits, yaitu “Satu Kenyataan Lagi” dan “Say…”, yang semakin memperkuat eksistensinya di industri hiburan.

Kembali ke Dunia Akting dan Era Digital

Setelah sempat vakum, Ray kembali aktif di dunia akting pada 2006 melalui film “Dunia Mereka”. Pada tahun yang sama, ia terpilih sebagai salah satu ketua Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) dan mendirikan Perhimpunan Seniman Nusantara.

Sejak 2019, Ray juga mulai merambah ke dunia web series. Hingga kini, ia telah membintangi empat web series, dan satu judul berjudul “Kisah 3 Pembunuh” masih menunggu jadwal rilis.

Perjalanan karier Ray Sahetapy begitu panjang dan penuh warna. Dari layar lebar hingga dunia digital, ia terus berkarya dan menginspirasi generasi baru.

Kini, meski telah berpulang, karya-karyanya tetap abadi dan menjadi bagian dari sejarah perfilman Indonesia.

(Hafidah Rismayanti)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Nenek di Ciamis ditemukan tewas
Tragis! Nenek di Ciamis Ditemukan Tewas di Dasar Jurang, Diduga Dibunuh Cucunya
LPA Jabar
Cegah Kenakalan Remaja, LPA Jabar Siap Kolaborasi dengan Pemerintah Lewat Edukasi Keluarga
covid-19-1
6 Kasus Covid-19 Terdeteksi di Jabar, Masyarakat Diimbau Waspada
Tersangka Longsor Gunung Kuda Ciebon
Pascapenetapan Dua Tersangka Longsor Gunung Kuda Ciebon, Polisi Dalami Keterlibatan Pihak Lain
Tiga Kali Putus Nyambung, Achmad Jufriyanto Beruntung Bisa Cicipi 3 Gelar Bersama Persib
Tiga Kali Putus Nyambung, Achmad Jufriyanto Beruntung Bisa Cicipi 3 Gelar Bersama Persib
Berita Lainnya

1

Suasana Asri di Pesawahan Kaki Gunung Malabar

2

Strategi Meningkatkan Pertumbuhan Bisnis UMKM

3

Gunung Tangkuban Parahu Mengalami Peningkatan Aktivitas Gempa Vulkanik

4

Sepuluh hari terakhir Ramadhan Lailatul Qadar

5

Salut! Remaja 19 Tahun Naik Haji Sendiri dan Rawat Lansia
Headline
Gunung Dukono Erupsi Kembali, Warga Diharapkan Waspada Sebaran Abu Vulkanik
Gunung Dukono Erupsi Kembali, Warga Diharapkan Waspada Sebaran Abu Vulkanik
Mulai Hari Ini Berlaku Diskon Tiket Kereta, Pesawat hingga Tarif Tol
Cek, Mulai Hari Ini Berlaku Diskon Tiket Kereta, Pesawat hingga Tarif Tol
tugas PR disekolah dihapus
KDM Minta Sekolah di Jabar Tak Beri PR ke Siswa
Greenpeace Indonesia Sebut Tambang Nikel Ancam Laut Raja Ampat, Begini Respon Bahlil
Greenpeace Sebut Tambang Nikel Ancam Laut Raja Ampat, Begini Respon Bahlil

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.