BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Aktor Ray Sahetapy meninggal pada Selasa, 1 April 2025, pukul 21.04 WIB di RSPAD, Jakarta, di usianya yang ke 68 tahun.
Kesehatan Ray Sahetapy sempat menarik perhatian publik, pada Juli 2023, putranya, Rama Putra Sahetapy, membagikan foto sang ayah yang terlihat lebih kurus.
Saat itu, Rama mengungkapkan bahwa Ray mengalami stroke, yang mengharuskannya menjalani istirahat total.
Selain itu aktor senior Indonesia ini memang memiliki riwayat kesehatan yang cukup kompleks sebelum meninggal dunia, berikut beberapa riwayat penyakit Ray Sahetapy.
Diabetes Mellitus (Sejak 2017)
Sejak tahun 2017, Ray Sahetapy didiagnosis menderita diabetes mellitus. Penyakit ini menyebabkan penurunan kondisi fisiknya secara bertahap.
Lalu anaknya, Rama Sahetapy, mengungkapkan bahwa sejak saat itu, ayahnya mulai mengalami kesulitan berjalan dan berbicara.
Stroke (Juni 2023)
Pada bulan Juni 2023, kondisi Ray semakin memburuk ketika ia mengalami stroke. Stroke ini menyebabkan gangguan signifikan dalam aktivitas sehari-harinya, memerlukan perawatan intensif dari keluarga dan tenaga medis.
Masalah Paru-Paru dan Perawatan Intensif (Maret 2025)
Pada awal Maret 2025, Ray mengalami masalah serius pada paru-parunya, termasuk episode tersedak yang menyebabkan sesak napas.
Akibatnya, tim medis merawatnya di berbagai rumah sakit, termasuk RSPAD Gatot Subroto, di mana dokter menempatkannya di ICU untuk pemantauan intensif.
Diabetes, stroke, dan komplikasi paru-paru yang ia derita secara bertahap memperburuk kesehatannya, hingga akhirnya kondisi tersebut menyebabkan kematiannya.
BACA JUGA:
Ray Sahetapy Tutup Usia, Jejak Kariernya di Dunia Akting Tetap Abadi
Karier dan Kontribusi Ray di Dunia Perfilman
Ray Sahetapy, lahir pada 1 Januari 1957 di Donggala, Sulawesi Tengah, adalah salah satu aktor legendaris Indonesia yang kariernya membentang lebih dari empat dekade. Perjalanan karier dan kontribusinya di dunia perfilman Indonesia mencerminkan dedikasi dan kecintaannya terhadap seni peran.
Pendidikan dan Awal Karier
Ray mulai tertarik pada seni peran sejak remaja dengan aktif berpartisipasi dalam teater sekolah, untuk mengembangkan bakatnya,
Lalu ia melanjutkan pendidikan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 1977 bersama Deddy Mizwar dan Didik Nini Thowok.
Pada tahun 1980, Ray debut dalam dunia film dengan membintangi Gadis dengan sutradara Nya’ Abbas Akup.
Dalam film ini, ia berperan sebagai Jaka dan beradu akting dengan Dewi Yull, yang kemudian menjadi istrinya.
Perjalanan Karier di Dunia Film
Setelah debutnya, Ray secara konsisten tampil dalam berbagai film, menunjukkan kemampuannya dalam memerankan karakter yang kompleks dan mendalam, berikut beberapa film yang perannya Ray Sahetapy
“Ponirah Terpidana” (1983): Ray memerankan karakter Jarkasi, yang membawanya meraih nominasi Aktor Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 1984.
“Tatkala Mimpi Berakhir” (1987): Perannya dalam film ini kembali mengantarkannya pada nominasi Aktor Terbaik di FFI 1988.
“Jangan Bilang Siapa-Siapa” (1990): Penampilannya yang memukau membuatnya mendapatkan nominasi sebagai Aktor Terbaik di FFI 1990.
Secara total, Ray telah menerima tujuh nominasi Piala Citra di FFI, enam di antaranya untuk kategori Aktor Terbaik, menjadikannya salah satu aktor dengan nominasi terbanyak dalam kategori tersebut tanpa kemenangan.
Adaptasi di Era Modern
Ketika industri film Indonesia mengalami masa surut, Ray tetap aktif dengan membangun sanggar teater dan komunitas seni di pinggiran kota.
Ray juga kembali ke layar lebar dengan membintangi film “Dunia Mereka” pada tahun 2006.
Perannya sebagai Tama Riyadi dalam film aksi “The Raid” (2011) mendapat pengakuan luas dan membawanya meraih penghargaan Pemeran Pendukung Pria Terbaik di Indonesian Movie Actors Awards 2013.
Selain itu, ia memenangkan kategori Pemeran Pembantu Pria Terpuji Film Bioskop di Festival Film Bandung 2015.
Kontribusi di Luar Layar
Selain berakting, Ray juga aktif di dunia teater, Ray mendirikan Teater Tujuh, teater tuli pertama di Jakarta, yang menunjukkan kepeduliannya terhadap seni dan inklusivitas.
Sebagai mentor, Ray membimbing banyak aktor muda, berbagi pengetahuan dan pengalamannya di dunia seni peran.
(Magang UKRI/Ajeng-Aak)