BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Di tengah persaingan sengit antara raksasa teknologi global, Alibaba mengambil langkah berani dengan merilis Qwen3-Thinking-2507, model AI penalaran terbaru yang open-source dan diklaim melampaui performa beberapa model besar seperti Gemini 2.5 Pro dari Google dan o4-mini milik OpenAI.
Berbasis arsitektur Mixture-of-Experts (MoE), Qwen3-235B-Thinking hanya mengaktifkan 22 miliar dari total 235 miliar parameter per tugas, membuatnya jauh lebih efisien dibandingkan model monolitik sekelasnya.
Efisiensi ini bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga berdampak besar pada biaya dan konsumsi daya komputasi, dua faktor kritikal dalam implementasi AI skala besar.
Baca Juga:
Menguak 10 Istilah Kecerdasan Buatan, Biar Gak Bingung
Alih-alih hanya mengejar ukuran atau kecepatan, Alibaba mengincar kedalaman penalaran dan relevansi jawaban. Hasilnya, Qwen3-Thinking mencetak skor:
92,3 di benchmark AIME25 (melampaui Gemini 2.5 Pro di 88,0),
74,1 di LiveCodeBench v6 (unggul atas Gemini 2.5 Pro dan o4-mini),
dan 79,7 di Arena-Hard v2, menunjukkan bahwa kemampuan berpikirnya tidak hanya logis tapi juga terasa manusiawi.
Alibaba juga menyudahi eksperimen hybrid thinking yang rumit. Model Instruct dan Thinking kini dilatih secara terpisah, mencerminkan pendekatan baru yang lebih bersih dan fungsional dalam mengembangkan sistem AI generatif.
Langkah Alibaba membuka akses Qwen3-Thinking-2507 melalui Hugging Face dan API publik dengan harga transparan (hanya $0,70 per juta token input) bisa menjadi game changer.
Di saat para kompetitor masih mengunci sebagian besar kemampuan model mereka di balik paywall, Alibaba justru mendorong kolaborasi dan adopsi luas lewat pendekatan terbuka.
(Budis)