BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID –– PT Bandung Infra Investama (BII) yang menjadi penyelenggara proyek galian kabel, akan bertanggung jawab atas adanya pemotor yang mengalami kecelakaan di salah satu titik galian di Jalan Taman Sari, Kota Bandung
Direktur Utama PT BII Asep Wawan Darmawan, mengatakan pihaknya telah menelusuri informasi terkait insiden tersebut. Dirinya mengatakan akan mengcover semua biaya yang diperlukan.
“Kami bertanggung jawab. Teman-teman di lapangan sudah mencoba menelusuri kasusnya seperti apa, kejadiannya gimana, kemudian kalau memang ada korban, kita akan bertanggung jawab. Kita akan cover semua biaya-biaya yang terjadi,” kata Asep, Sabtu (14/12/2024).
Mengenai komentar Penjabat (PJ) Wali Kota Bandung, yang menyinggung adanya sejumlah kekurangan dalam pengerjaan proyek galian, serta kurangnya tenaga kerja dia mengatakan itu merupakan masukan.
Asep juga menjelaskan PT BII yang diamanahi program tersebut menunjuk sejumlah kontraktor dalam proyek ini dan tiap pekannya mengadakan briefing terkait pengerjaan proyek.
“Jadi SOP-nya seperti ini, kemudian pembersihan seperti itu, dan sebagainya, Hanya barangkali tenaga-tenaga pelaksana karena di lapangan barangkali, ya. Ini juga mungkin kami akan lakukan kontrol lebih ketat lagi. Apalagi nanti setelah kemudian dihentikan kita akan instruksikan harus tertutup rapi kembali seperti semula,” ucapnya
Selain itu, Asep pun mengatakan galian kabel ini dihentikan sementara mulai Minggu 15 Desember 2024. Pada 16 hingga 18 Desember, diagendakan pemasangan rambu peringatan di semua titik pengerjaan proyek selesai.
BACA JUGA: Sebabkan Kecelakaan, Pemkot Bandung Beri Teguran Keras ke PT BII Soal Galian Kabel
Asep menyebut proyek galian kabel tersebut diagendakan selesai dalam 3 tahun. Tahun 2024 adalah pengerjaan tahap pertama. Di tahap awal ini ada 38 ruas jalan di Kota Bandung yang menjadi lokasi galian.
“Totalnya 38 ruas jalan, dari total nanti 147 kan, 147 ruas di Kota Bandung,” ujarnya
Adapun tujuan penggalian tersebut yakni untuk membebaskan Kota Bandung dari kabel udara. Sehingga, infrastruktur telekomunikasi meningkat dan lebih tertata.
(Rizky Iman/Usk)