JAKARTA,TM.ID: Anggota Komite Eksekutif PSSI sekaligus Ketua Komite Ad Hoc Suporter, Arya Sinulingga mengungkapkan, rekonsiliasi dan komunikasi antara para suporter harus dilakukan hingga level akar rumput.
Menurut Arya, situasi di level elit organisasi penggemar mungkin tampak baik-baik saja. Namun, inisiatifnya adalah untuk memastikan rekonsiliasi juga terjadi di antara para suporter biasa yang ada di level akar rumput.
Pertandingan Liga 1 antara Persija Jakarta dan Persib Bandung di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu (3/9) diwarnai beberapa insiden kericuhan antara penggemar kedua tim. Video-video di media sosial menunjukkan penggemar Persija yang cepat bertindak untuk mengamankan seseorang yang diduga sebagai pendukung Persib dari amukan massa.
Liga 1 sudah lama melarang para pendukung klub tim tamu untuk datang ke pertandingan tandang. Keputusan ini diambil untuk mencegah terjadinya kericuhan dan konflik antarpendukung.
Namun, larangan ini telah beberapa kali dilanggar oleh para suporter. Terkini, seperti yang terjadi pada pertandingan Persija melawan Persib, menunjukkan perlunya tindakan konkret.
“Jadi sejak dari tadi kami sudah berkoordinasi dengan teman-teman Viking-nya Persib dan Bomber Persib serta Jakmania. Kami sudah koordinasi, sudah meminta supaya dilakukan secepatnya pertemuan dan rekonsiliasi sampai level akar rumput,” kata Arya kepada wartawan lewat pesan suara.
BACA JUGA: Ricuh Suporter di Laga Persib Vs PSIS, Padahal Bobotoh Sudah Dilarang Datang
Arya juga menyatakan kepercayaannya pada elite dari organisasi suporter. Sebagai contoh, ia merujuk pada komunikasi positif yang terjadi antara petinggi Jakmania dengan pentolan suporter Persib, Viking.
“Karena kita percaya kalau teman-teman di elitenya, elitenya supporter mereka oke. Bahkan tadi malam sebelum pertandingan Diky (Soemarno, Ketua Umum Jakmania) dan Tobi (Tobias Ginanjar, Ketua Umum Viking Persib Club) itu melakukan IG live bersama-sama tetapi ternyata di bawah sudah juga ada kejadian yang seperti kemarin,” ucap Arya.
Penting untuk diingat bahwa para elite ini memiliki pengaruh yang kuat dalam komunitas suporter dan bisa menjadi contoh yang baik bagi pendukung biasa. Namun, upaya rekonsiliasi tidak boleh terbatas pada level elit saja.
(Budis)