BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Pebalap asal Prancis, Fabio Quartararo, saat ini menghadapi situasi yang semakin kompleks terkait masa depannya bersama Yamaha di ajang MotoGP.
Meskipun masih terikat kontrak hingga akhir musim 2026, performa teknis motor Yamaha yang belum konsisten menjadi sumber kekhawatiran utama bagi juara dunia 2021 tersebut.
Sejauh musim ini berjalan, Quartararo berhasil mencatatkan empat pole position, sebuah indikator positif bahwa kecepatan satu lap motor YZR-M1 telah menunjukkan perbaikan dibanding musim sebelumnya.
Namun demikian, hasil di hari balapan belum mencerminkan kemajuan yang memadai. Konsistensi, daya saing, serta kemampuan motor dalam mempertahankan performa selama balapan penuh masih menjadi persoalan mendasar.
Situasi ini memunculkan spekulasi mengenai kemungkinan Quartararo mempertimbangkan opsi untuk meninggalkan Yamaha lebih awal dari masa kontraknya.
Beberapa pengamat MotoGP, termasuk jurnalis Lewis Duncan dan Jordan Moreland dari Crash.net, menyatakan bahwa sang pebalap kini berada dalam fase kritis, di mana kesetiaannya terhadap proyek Yamaha tengah diuji secara serius.
“Yamaha belum menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka memiliki paket motor juara. Fabio adalah pebalap yang memiliki kapasitas untuk merebut gelar dunia lebih dari sekali, dan tentu ia tidak ingin kariernya terhambat oleh stagnasi proyek,” ujar Duncan dalam sebuah podcast.
Salah satu faktor yang sempat membuat Quartararo bertahan adalah kehadiran Max Bartolini, Direktur Teknis baru yang diyakini mampu membawa perubahan strategis dalam pengembangan motor.
Namun, sejauh ini hasil konkret dari perubahan tersebut belum terlihat signifikan di lintasan.
Baca Juga:
Yamaha Siapkan Toprak Razgatlıoglu untuk MotoGP 2026
Dengan regulasi baru MotoGP yang akan mulai diberlakukan pada musim 2027, banyak tim diprediksi akan mulai membuka peluang baru bagi pebalap papan atas.
Dalam konteks ini, Quartararo kemungkinan akan menjadi salah satu nama yang paling banyak diburu oleh pabrikan lain, terutama yang saat ini telah menunjukkan performa kompetitif, seperti Aprilia dan KTM.
Yamaha sendiri sedang mengembangkan mesin V4 sebagai bagian dari transformasi teknis jangka panjang. Namun, masa depan kerja sama dengan Quartararo akan sangat bergantung pada seberapa cepat dan efektif pengembangan ini dapat membuahkan hasil nyata.
Apabila dalam waktu dekat Yamaha gagal memperlihatkan progres signifikan, maka besar kemungkinan Fabio Quartararo akan mengevaluasi kembali komitmennya dan membuka pembicaraan dengan tim-tim pesaing, demi menjaga ambisi kariernya tetap relevan di level tertinggi.
(Budis)