Profil Otto Hasibuan, Pengacara Ikhlas Bela Jessica Wongso

Penulis: Saepul

otto hasibuan
foto (Netflix)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Pengacara Jessica Wongso, Otto Hasibuan mengaku tidak mencantumkan tarif untuk memberikan pendampingan hukum kepada kliennya itu sebagai tersangka pembunuhan Wayan Mirna Salihin.

Otto membantu Jessica Wongso lantaran panggilan nurani dan merasa kasihan kepada keluarganya.

Saya tidak dibayar sama sekali. Saya tegaskan disini saya tidak dibayar. Hanya pernah waktu itu bapaknya Jessica mengantarkan semangkuk bubur kepada saya, itu saja,” ungkap Otto dalam tayangan kanal Youtube Karni Ilyas, dikutip Minggu (8/10/2023).

Profil Otto Hasibuan

Otto Hasibuan, sebelum dikenal sebagai seorang advokat terkemuka dan membantu Jessica Wongso , memiliki kisah perjalanan yang menginspirasi sejak masa kecilnya hingga mencapai puncak karier di dunia hukum.

BACA JUGA: Bersikeras Bela Jessica Wongso, Berapa Bayaran Otto Hasibuan?

Otto Hasibuan lahir pada 5 Mei 1955 di Pematang Siantar, Sumatra Utara. Ia tumbuh besar di kota kelahirannya dan mengejar pendidikan dasar serta menengah di sana. Sejak masa kecil, Otto sudah menunjukkan minat dan bakat dalam berorganisasi, baik di sekolah maupun di masyarakat sekitarnya.

Perjalanan Sekolah

Ketika Otto bersekolah di Sekolah Dasar, ia bahkan secara informal menjadi ketua Persatuan Olah Raga Sepeda. Minatnya pada olahraga sudah terlihat sejak dini.

Selanjutnya, saat menginjak SMP, Otto mengambil langkah yang luar biasa dengan mendirikan perkumpulan sepakbola yang mirip dengan klub profesional. Klub ini memerlukan pengaturan dan persiapan yang matang saat bertanding dengan klub lain di daerah.

Saat melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA), Otto Hasibuan juga menjadi ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Keberhasilannya dalam memimpin organisasi ini semakin mengukuhkan dirinya sebagai pemimpin masa depan.

Setelah menamatkan sekolah menengah, Otto ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Pulau Jawa, tepatnya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. Selama masa kuliahnya, ia tetap aktif di berbagai organisasi kampus, menunjukkan komitmen dalam berkontribusi pada masyarakat dan pengembangan diri.

Dengan tekad yang kuat, ia berhasil meraih gelar Sarjana Hukum dari UGM. Namun, dia tidak berhenti di situ. Otto Hasibuan terus berusaha mengasah pengetahuannya dengan mengambil studi Comparative Law di University Technology of Sydney, Australia. Keputusan ini membawanya pada perjalanan yang lebih tinggi dalam pendidikan hukumnya.

Tidak lama kemudian, ia kembali ke Indonesia dan menyelesaikan studi tingkat doktor di kampus UGM di Yogyakarta. Gelar doktor yang ia raih menegaskan komitmennya pada dunia hukum.

Karir Sebagai Pengacara dan Aktivis Hukum

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Otto Hasibuan memutuskan untuk mengabdikan dirinya sebagai seorang pengacara, sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Tidak butuh waktu lama bagi Otto untuk kembali terlibat dalam organisasi advokat. Ia mendaftar sebagai anggota Persatuan Advokat Indonesia (Peradin) dan segera mendapatkan pelajaran berharga yang akan mendukung kariernya di dunia advokat.

Perjalanan kariernya dalam organisasi advokat terus menanjak. Pada tahun 1985, saat semua organisasi advokat bergabung menjadi Ikatan Advokasi Indonesia (Ikadin), Otto Hasibuan tetap aktif dan berkontribusi dalam perannya.

Ia mulai dari posisi wakil sekretaris cabang Jakarta pada tahun 1986, dan pada tahun 1990, ia naik menjadi Ketua cabang Jakarta Barat, meskipun usianya baru 35 tahun saat itu.

Kepemimpinannya semakin terbukti saat ia menduduki posisi Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikadin pada tahun 1995. Puncak kariernya adalah ketika ia terpilih sebagai Ketua Umum DPP Ikadin selama dua periode, yaitu 2003-2007 dan 2007-2012.

Otto juga berperan dalam membentuk Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) pada tahun 2005 dan memimpin PERADI selama dua periode, yakni 2005-2010 dan 2010-2015.

Selain aktif dalam berorganisasi dan berpraktek sebagai pengacara, Otto Hasibuan juga berbagi pengetahuannya sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi. Pengabdiannya dalam dunia hukum diakui dengan pemberian gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Jayabaya pada Oktober 2014.

Gelar ini diberikan sebagai penghargaan atas kontribusinya dalam menegakkan hukum dan keadilan di Indonesia setelah 32 tahun berkarier sebagai advokat.

Penanganan Kasus

Sebagai seorang pengacara, Otto Hasibuan telah menangani banyak kasus yang mencuri perhatian masyarakat dan media. Salah satu kasus yang paling mencolok adalah saat ia menjadi anggota Tim Kuasa Hukum Jessica Kumala Wongso yang didakwa melakukan pembunuhan terhadap Mirna dengan kopi beracun sianida pada tahun 2016.

Nama Otto Hasibuan kembali menjadi sorotan publik saat ia menjadi kuasa dalam kasus dugaan korupsi E-KTP yang melibatkan Ketua DPR RI Setya Novanto pada tahun 2017. Meskipun mendapat kritik publik, Otto Hasibuan tetap menjalankan tugasnya dengan profesionalitas tinggi.

 

 

(Saepul/Usamah)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Hyundai Palisade Hybrid
Sudah Buka Pemesanan di Indonesia, Kapan Pasti Hyundai Palisade Hybrid Rilis?
Tangkas X7
Ketangguhan Motor Listrik Tangkas X7, akan Dibuktikan Lewat Intensitas Ojol!
thumb-small-R0010072_2022-01-24_11-25-22_screenshot
Ricoh Theta A1, Kamera 360 Profesional untuk di Medan Ekstrem
Jasad Bayi di SCBD
Jasad Bayi Laki-Laki Ditemukan Petugas Kebersihan di Kawasan SCBD
Mobil dinas busway
Menyoal Polisi Hormat ke Mobil Dinas Penerobos Busway, Polda Metro: Anggota Saya Fokus ke Kemacetan
Berita Lainnya

1

Empat Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat Langgar Aturan Lingkungan Hidup

2

Legislator Kritik Keras Penambangan Nikel Raja Ampat Papua Barat Daya, Melanggar Regulasi!

3

Sejarah Kelam Jam Malam, dari Abad Kegelapan hingga Era Dedi Mulyadi

4

Pengabdian Kepada Masyarakat – UNIBI TALK: Storytelling sebagai Cara Membentuk Personal Branding yang Autentik dan Konsisten Melalui Media Sosial Instagram

5

Update Kondisi Gunung Tangkuban Parahu, Tetap Waspada Meski Jumlah Gempa Vulkanik Alami Penurunan
Headline
sapi menangis saat kurban
Kenapa Sapi Menangis Saat Kurban? Cek Jawabannya
Waspada Varian Baru Covid-19, Dinkes Kota Bandung Siagakan RS dan Laboratorium
Waspada Varian Baru Covid-19, Dinkes Kota Bandung Siagakan RS dan Laboratorium
Presiden Prabowo Subianto Serahkan Sapi untuk Masjid Al Ukhuwah Bandung
Presiden Prabowo Subianto Serahkan Sapi 1,2 Ton untuk Masjid Al Ukhuwah Bandung
Prabowo Bersyukur Timnas Indonesia Kalahkan China
Bersyukur Timnas Indonesia Kalahkan China, Prabowo Berharap Bisa Berlaga di Piala Dunia

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.