BANDUNG,TM.ID: Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto menyebut, dirinya tidak anti-barat, justru gemar dengan produk dari mereka seperti Burger King.
Namun, ia merasa prihatin, negara benua biru tidak sebaliknya berlaku demikian kepada Indonesia. Hal itu, ia ungkapkan dalam paparan Dialog Capres Bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Jumat (12/1/2024).
Oleh sebabnya, kata Prabowo, Indonesia tidak boleh bergantung dengan masalah pangan pada negara lain. Ia menilai, permasalahan soal pertanian adalah masalah hidup dan mati suatu bangsa. Masalah strategis ini tidak boleh diperlakukan sebagai niaga.
BACA JUGA: Viral Baliho Dandim Sukoharjo dengan Prabowo-Gibran, Tim Hukum Ganjar-Mahfud Minta Diusut Tuntas
Ketua Umum Partai Gerindra itu lantas mengingat era kepemimpinan Presiden Soeharto. Kala itu, Bulog melakukan operasi pengendalian harga jika harga petani tidak baik. Sehingga, suplai konsumsi di kota-kota besar bisa terjaga.
“Tapi waktu itu kita menyerah pada IMF, kita waktu itu percaya bahwa mereka cinta sama kita. Padahal tidak ada dalam hubungan antar negara tidak ada rasa cinta yang ada kepentingan mereka. Kalau kita ambruk gak ada urusan dengan mereka,” papar Prabowo melansir tayangan Youtube Kadin.
“Saudara-saudara saya bukan anti barat, saya cinta sama barat, masalahnya kadang barat tidak cinta sama kita. Aku suka makan Burger King, aku suka, kadang mereka yang gak peduli sama kita,” sambungnya.
Menurut Prabowo, food estate akan menjadi lini pertahanan pangan ke depan. Ia mengungkapan kunci pertahanan tersebut, yang sudah ada sejak tahun 1970-an di zaman menteri Ibnu Sutowo. Gagasan itu sudah berumur 50 tahun.
“Ini satu-satunya jalan, karena orang-orang neolib tidak paham,” jelas Prabowo.
Prabowo melihat, mereka lebih bergantung pada impor pangan dari negara lain.
(Saepul/Aak)