Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Kematian Diplomat Kemlu Arya Daru

Penulis: Vini

Diplomat Kemlu Arya Daru
Ilustrasi. (Istockphoto)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kasus meninggalnya diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan kembali dieksekusi. Polisi akan kembali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah kos tempat ditemukannya Arya Daru meninggal.

Daru diduga meninggal dengan kondisi yang tidak wajar, karena seluruh kepalanya tertutup lakban.

Kepolisian Resor (Polres) Jakarta Pusat melakukan olah TKP bersama Pusat Identifikasi (Pusident) Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) di Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (9/7/2025).

Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal (Wasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Jakarta Pusat Komisaris Polisi (Kompol) Sigit Karyono mengatakan di lokasi kejadian dilakukan untuk menyelidiki lebih lanjut penyebab kematian Daru.

“Untuk lebih memantapkan lagi olah TKP, barusan tadi dari tim Pusident Mabes Polri membantu kita untuk membuat lebih terang korban ini meninggal karena apa,” katanya kepada wartawan dikutip Kamis (10/7/2025).

Dalam olah TKP ini, Sigit mengatakan, tim Pusident Mabes Polri hanya melakukan pengecekan barang-barang di kos tersebut.

“Dari Mabes hanya cek barang-barang saja. Apa saja itu, nanti kami akan padukan dengan (keterangan) ahli-ahli,” ujarnya.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa tidak ada dokumen maupun barang berharga milik Daru yang hilang. Pihak kepolisian turut mengamankan dua unit kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di area kos. Sigit juga menegaskan bahwa kartu akses menuju kamar Daru hanya tersedia satu dan tidak memiliki salinan atau duplikat.

“Satu ini saja,” kata dia.

Menurut pantauan Tempo di lokasi, bangunan kos itu ditengahi oleh sebuah toko vape atau rokok elektrik. Di samping kanan dan kiri toko tersebut adalah pintu menuju kamar-kamar kos Guest House Gondia.

Pintu menuju kamar kos nomor 105 – yang ditempati Daru saat masih hidup – dilengkapi dengan teralis dan tanda bertuliskan “PINTU HARAP TUTUP KEMBALI”. Di samping pintu itu terdapat sebuah bel dan mesin akses dengan kode dan sidik jari. Sedangkan, kamar kos Daru terlihat disegel oleh polisi.

Di dalam sebuah keranjang yang terletak di depan toko vape, terdapat sebuah paket dengan nama penerima Arya Daru Pangayunan. Paket itu belum sempat diambil oleh pemiliknya.

Sigit mengatakan polisi sejauh ini telah memeriksa lima orang saksi, yaitu istri korban, rekan korban, penjaga kos, dan tetangga sekitar. Pengusutan kasus ini sementara masih berada di tahap penyelidikan. “Masih banyak pemeriksaan yang akan kita lakukan. Pemeriksaan ahli, mungkin pemeriksaan terhadap ahli forensik, termasuk CCTV,” ujarnya.

Arya Daru ditemukan tewas di kamar kos nomor 105 di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Jasad korban pertama kali ditemukan sekitar pukul 8.00 WIB pada Selasa, 8 Juli 2025.

Kapolres Jakarta Pusat, Komisaris Besar (Kombes) Susatyo Purnomo Condro, mengungkapkan jenazah diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pertama kali ditemukan oleh warga sekitar.

“Kami menerima laporan dari masyarakat mengenai penemuan seorang pria yang telah meninggal di sebuah kamar kos di kawasan Gondangdia,” ujar Susatyo dalam pernyataannya pada Selasa, (8/7/2025).

Menanggapi laporan tersebut, tim kepolisian segera menuju lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara.

“Dari hasil pemeriksaan awal, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa,” ungkapnya.

Saat ditemukan, wajah korban yang merupakan staf Kemlu tertutup atau terlilit lakban, sedangkan tubuhnya diselimuti dan terbaring di atas tempat tidur.

Baca Juga:

Diplomat Kemenlu Meninggal di Indekos, Muka Dipenuhi Lakban

Kondisi Kamar Kos Diplomat Muda yang Tewas dengan Kepala Dilakban

“Korban berada di atas kasur, dengan kepala dibalut lakban dan seluruh badan tertutup selimut,” jelas Susatyo.

Ia menambahkan jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk keperluan autopsi guna mengetahui secara pasti penyebab kematiannya.

(Virdiya/_Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Sepatu Sekolah EIGER
5 Rekomendasi Sepatu EIGER untuk Sekolah, Tampil Staylish dengan Brand Lokal
WhatsApp-Image-2025-07-05-at-09.52
Menjadi Content Creator yang Sukses dan Berkelanjutan di Era Digital
91f127e728627437c2e1f154e8a310b5
Gagal Masuk PTN Bukan Akhir Dunia, tapi Awal Jalanmu Sendiri
Gambar-WhatsApp-2025-07-03-pukul-16.08
Maraknya Kasus Aborsi di Kalangan Para Remaja
Warga bogor unjuk rasa
Dampak Banjir, Warga Tamansari Bogor Gelar Unjuk Rasa
Berita Lainnya

1

Ini Syarat dan Cara Daftarkan Anak ke Barak Militer

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Link Live Streaming PSG vs Real Madrid Selain Yalla Shoot

4

Google Veo 3: Revolusi Terbaru dalam Generasi Video AI Multimodal

5

Mahasiswa UNJANI “Ngintip” Dapur Redaksi Teropong Media
Headline
konser terakhir black sabbath
Konser Terakhir Black Sabbath "Back To The Beginning" Jadi Aksi Amal Terbesar Dalam Sejarah
jaminan kehilangan pekerjaan
Cek, Syarat Pengajuan Jaminan Kehilangan Pekerjaan!
Reaktivasi Bandara Husein Disebut Menhub Bisa Rugikan Anggaran Negara
Reaktivasi Bandara Husein Disebut Menhub Bisa Rugikan Anggaran Negara, Kok Bisa?
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di 15 Wilayah Perairan Indonesia
BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter Terjadi di 15 Wilayah Perairan Indonesia

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.