AMBON, TM.id : Sebanyak 20 desa di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku kini tak lagi gelap gulita ketika malam tiba.
Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) telah hadir atas komitmennya untuk menerangi daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) di Indonesia.
Wakil Bupati SBT, Idris Rumalutur menjelaskan, keduapuluh desa tersebut, yakni Desa Kilwaru, Kilfura, Kiltai, Effa, Lahema, Ilili, Kwamor Kecil Mata Ata, Kwamor Kecil Mata Wawa, Kwamor Besar Ena, Kwamor Besar Witau, Teor, Kampung Jawa, Kampung Tenga Wermaf, Kampung Baru, Mamur, Duryar Rumoy, Kartutin Kartenga, Karlokin, Ker-Ker, dan Desa Kilwouw.
“Ini menjadi hadiah yang paling berharga bagi masyarakat pada Bumi Hutunusa yang patut untuk disambut dengan sukacita,” ungkap Idris, seperti dilansir Antara, Minggu (25/12/2022).
Dengan kehadiran listrik di 20 desa tersebut, Idris berharap dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, menggerakkan perekonomian, serta mempermudah masyarakat dalam beraktivitas dan pada akhirnya dapat mendorong peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Guna melistriki 20 desa tersebut, kata Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Masohi I Made Agus Dwi Putra, pihaknya membangun jaringan tegangan menengah (JTM) total sepanjang 49,27 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) dengan total 18,49 kms, dan 27 gardu distribusi.
I Made Agus Dwi Putra menyebutkan hingga saat ini dari 20 desa tersebut sebanyak 1.892 pelanggan dari total 3.311 calon pelanggan telah mendapatkan akses listrik dari PLN.
“Semuanya dapat tercapai berkat dukungan dari pemerintah daerah, tokoh agama, dan masyarakat SBT sehingga PLN mengucapkan terima kasih atas dukungan tersebut dalam membantu percepatan pembangunan instalasi kelistrikan,” tutur Made.
Pejabat administratif Desa Effa Husni Samiun mengatakan bahwa kehadiran listrik ini akan sangat membantu kemajuan berbagai sektor.
“Alhamdulillah, kami merasa lega dan semangat atas tersedianya akses kelistrikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Effa,” ucapnya.
Akses listrik ini, lanjut dia, juga menunjang pendidikan anak-anak yang sebelumnya belajar memakai lampu pelita. Namun, dengan adanya listrik yang masuk ke desanya, proses belajar anak-anak bisa menggunakan lampu maupun pemanfaatan fasilitas lainnya seperti laptop guna mendapatkan akses informasi pada era globalisasi.
“Kami sangat bersyukur sekali dan merasa bangga karena dapat merasakan listrik seperti daerah lain,” ujar Husni.
Tercatat saat ini RE PLN di Provinsi Maluku mencapai 95,84 persen. Dalam hal ini, PLN berkomitmen untuk terus menghadirkan pelayanan kelistrikan yang maksimal dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat.
(Budis)