PASURUAN, SUAR MAHASISWA AWARDS — Petani garam di Kota Pasuruan, Jawa Timur, menjadi bagian penting dalam rantai pasok kebutuhan garam nasional. Setiap musim kemarau, hamparan tambak garam di pesisir berubah menjadi pemandangan putih berkilau ketika kristal garam mulai terbentuk. Proses pembuatan garam dilakukan secara tradisional, dengan memanfaatkan panas matahari untuk menguapkan air laut hingga meninggalkan butiran garam murni.
Pekerjaan sebagai petani garam membutuhkan ketelatenan dan ketahanan fisik. Mulai dari mengalirkan air laut ke petak tambak, meratakan permukaan tanah, hingga memanen kristal garam, seluruh tahapan dikerjakan secara manual. Hasil panen kemudian dijual ke pasar lokal maupun dikirim ke luar daerah, menjadi sumber penghasilan utama bagi banyak keluarga di pesisir Pasuruan.
Meski menghadapi tantangan seperti cuaca yang tidak menentu dan fluktuasi harga, para petani garam tetap menjaga tradisi ini sebagai warisan ekonomi sekaligus identitas daerah. Pemerintah setempat pun mulai mendorong inovasi pengolahan dan pemasaran untuk meningkatkan nilai jual garam Pasuruan. Bagi masyarakat pesisir, pekerjaan ini bukan sekadar mata pencaharian, melainkan simbol ketekunan dan kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun.
Iswahyura Putra Wasisa, Universitas Yudharta Pasuruan