BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pada zaman sekarang derasnya arus informasdi dan opini yang berseliweran setiap hari, masyarakat sedang menghadapi tantangan yang lebih rumit dari sekedar mencari kebenaran. Kebodohan hari ini tidak lagi berbenruk kekosongan pengetahuan, melainkan sebagai kegagalan untuk menggunakan pengetahuan secara bijak. Dalam konteks inilah, kecerdasan emosional (emotional intelligence) menjadi senjata utama dalam melawan kebodohan yang menyamar sebagai kebenaran, sensasi bahkan moralitas.
Kebodohan zaman kini bukan dari ketidaktahuan, melainkan dari sikap tidak ingin tahu dan tidak mau belajar.Banyak orang terjebak dalam ilusi seolah mereka sudah memahami segalanya, padahal yang mereka miliki hanyalah potongan informasi yang dibentuk oleh opini pribadi, keadaan sosial, atau algoritma media. Dalam hal ini kebodohan menjadi sikap: Menolak persfektif baru, menyerang yang berbeda dan merasa paling benar tanpa dasar yang kuat.
Maka sangat penting kecerdasan emosional (emotional intelligence), bukan hanya tentang memahami diri sendiri dan orang lain, tetapi juga mengelolanya secara konstruktif. ketika seseorang mampu mengontrol egonya, ia tidak akan mudah tersulut oleh informasi yang provokatif. Ia akan berhenti sejenak, berpikir, merasakan, dan kemudian memilih sikap dengan kesadaran yang penuh.
Baca Juga:
Celup Puting Daun Sirih, Inovasi Mahasiswa IPB untuk Peternak Sapi Perah
Cegah Limbah, Mahasiswa UNAIR Edukasi Warga Gresik Buat Sabun dari Kulit Pisang
kecerdasan emosinal juga melatih seseorang menjadi pendengar yang baik, di tengah budaya debat yang penuh suara namun minim makna, kemampuan mendengarkan secara utuh menjadi bentuk perlawanan yang elegan. Tidak semua perlu dibantah, tidak semua perlu ditanggapi, kadang yang diperlukan adalah ruang tenang untuk mencerna.
Melawan kebodohan tidak selalu dengan kemarahan atau pembuktian intelektual. Sering kali, cara yang paling ampuh adalah dengan kelembutan yang tegas. Maksudnya, lembut dalam kata dan tegas dalam prinsip. Sikap ini hanya bisa muncul ketika seseorang memiliki kecerdasan emosinal yang matang. Tidak perlu membuktikan siapa yang paling pintar tapi siapa yang paling manusiawi.
Penulis:
Taufik Ramdani dari mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bhakti kencana