JAKARTA,TM.ID : Sekretaris Jenderal Persatuan Nasional Aktivis 98 (Pena98) Adian Napitupulu mengungkapkan, reformasi yang terjadi di Indonesia tidak didapatkan dengan cuma-cuma.
Adian juga menyatakan para mahasiswa harus paham sejarah reformasi yang terjadi di Indonesia. Bahkan, puluhan nyawa mahasiswa terenggut dalam aksi reformasi 25 tahun ke belakang.
“Teman teman mahasiswa harus tahu bahwa Indonesia pernah melewati hal itu, artinya reformasi hari ini dan situasi hari ini tidak didapatkan gratis, lebih dari 20 mahasiswa meninggal ditembak,” katanya di Graha Pena98, Jakarta, Sabtu (13/5/2023).
Adian menjelaskan begitu banyak peristiwa terjadi di Jakarta pada 25 tahun lalu. Ada 189 orang perempuan diperkosa hingga 1.217 orang meninggal dunia sehingga kebebasan saat ini ditebus dengan darah.
Akan tetapi, kata dia, walaupun reformasi membuat orang bebas, namun masih jauh dari kesempurnaan dan perjalanannya masih jauh ke depan.
“Mahasiswa harus mengerti sejarahnya, kami undang mereka kemari, sekaligus bertemu dengan Ganjar Pranowo,” jelas Adian.
Ratusan mahasiswa se-Indonesia yang berkumpul di Graha Pena98 Jakarta itu berasal dari sejumlah provinsi. Mereka hadir sekaligus memperingati 25 tahun reformasi.
Mengenai dukungan Pena98 kepada Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden, Adian menegaskan mereka melihat ganjar paling mungkin membawa Indonesia maju.
“Kami tidak mau memilih orang-orang yang kerap menggunakan kekerasan, kami tidak mau yang melakukan diskriminasi atas nama apa pun,” jelasnya.
BACA JUGA: Bawaslu Dalami Aksi Sawer Uang Bacaleg Nasdem di Kantor KPU Garut
Sementara itu, Ganjar Pranowo berterima kasih atas dukungan Pena98 dan berharap dukungan itu menjadi semangat untuk mengawal reformasi.
“Kawan-kawan 98 yang betul-betul ada di lapangan, merasakan denyut nadi perjuangan, merasakan penderitaan bahkan merasakan penyiksaan. Mereka perlu didengar harapan dan menjadi bagian semangat mengawal reformasi,” jelasnya.
Ganjar mengungkapkan yang paling mendesak untuk segera diselesaikan saat ini adalah persoalan korupsi. Selain itu, reformasi dan penegakan hukum juga menjadi prioritas yang harus segera dilaksanakan bersama.
(Budis)