JAKARTA,TM.ID: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menargetkan penggunaan 140 ribu motor listrik pada 2026.
Hal itu merupakan acuan usai diresmikan Rencana Aksi Daerah Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KLBB).
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bali IGW, Samsi Gunarta mengatakan, rencana tersebut akan menjadi catatan penting mengenai transisi kendaraan listrik di Pulau Dewata.
“Terdapat target pengurangan emisi karbon sejumlah 41 ribu ton pada 2026, dengan target penggunaan sepeda motor sebanyak 140 ribu unit dan 5.719 unit mobil listrik serta 50 unit bus listrik,” kata dia.
Ia menyebut untuk mencapai target tersebut, rencana untuk percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai menggunakan lima pilar strategi pokok, yaitu manajemen, infrastruktur, industri, SDM, dan pemasaran komunikasi.
“Lima pilar ini selain membutuhkan kebijakan kuat, strategi pendanaan harus mendorong kolaborasi pemerintah dan pihak swasta termasuk badan usaha pemerintah, di mana sekitar 60 persen dari kebutuhan anggaran akan dilaksanakan antara masyarakat dengan badan usaha,” ujarnya.
Dalam rangka mencapai target, Samsi mengakui dibutuhkan dukungan seluruh ekosistem, termasuk keaktifan masyarakat dalam menyadari tanggung jawab sosial, ekonomi, dan lingkungan.
BACA JUGA: Jokowi Akui Kesulitan Terapkan Kebijakan Tangani Pandemi
Selama ini, terhitung sejak 2019, sebanyak 1.766 motor listrik telah digunakan masyarakat Bali, dengan kurva yang mengalami peningkatan sejak 2021.
Rencana aksi daerah ini telah dilaksanakan Pemprov Bali sejak 2020 bersama World Resources Institute (WRI) Indonesia.
Untuk mendukung percepatan menuju Bali nol emisi pada 2045, sejumlah aspek pendukung juga telah disiapkan seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
“SPKLU nanti kita komunikasikan, sekarang sudah banyak terutama G20 kemarin, sudah hampir di tiap daerah ada dengan total 11 titik di luar Denpasar dan di Denpasar ada tiga titik, jadi ada 60 yang sudah disiapkan untuk G20 kemarin,” ujarnya.
Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan, jika upaya ini terwujud maka Bali dapat melakukan transformasi kehidupan di bidang sarana transportasi dan ekosistem sehat.
“Yang utamanya sekali udara kita tidak tercemar. Kalau kita hirup udara tidak bersih itu akan berpengaruh pada kesehatan dan kita akan lebih mudah kena penyakit paru-paru dan sesak napas,” kata dia.
Ia menyarankan setiap tahun dibentuk target jumlah kendaraan listrik di Bali sehingga pada 2023 seluruh jumlah yang ditargetkan Pemprov Bali terwujud.
(Dist)