BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya mengajak masyarakat untuk memilah sampah mulai dari sumbernya. Hal tersebut sebagai upaya untuk mengurangi ritasi sampah yang di buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Menanggapi hal tersebut, Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara mengajak pondok pesantren, madrasah, dan KUA untuk mampu memilah sampah dari sumbernya.
“Sekarang giliran ke pondok pesantren untuk mengajak memilah sampah, sebelumnya sudah sosialisasi kepada kepala sekolah higgs resto dan hotel,” kata Koswara, Sabtu (2/11/2024).
Selain itu, Koswara mengungkapkan, ada beberapa hal agar proses integrasi pengelolaan sampah berjalan optimal. Mulai dari kelembagaan tingkat wilayah hingga inventarisasi sarana.
“Untuk mengintegrasikan semua proses dari hulu sampai hilir, perlu dukungan sarana prasarana. Ada tiga hal yang harus diupayakan berjalan agar pengelolaan sampah ini lebih optimal,” ucapnya
Tiga hal tersebut antara lain yakni, kelembagaan, pengelolaan TPS dan intervensi sarana dan sistem teknologi.
Koswara pun mengatakan, jika kelembagaan berjalan optmal seperti pemilahan hingga pengangkutan mulai dari tingkat RT atau RW maka pengelolaan hingga TPS bisa lebih signifikan.
“Kalau yang melakukan pemilhan dan angkut mulai dari tingkat RT RW itu bisa berkelompok seperti mamang gerobak, Karang Taruna atau ditunjuk oleh RW,” ujarnya
“Kelembagaan itu adanya regulasi di wilayah, jadi RW itu membuat seksi kebersihan. Sekarang belum, maka kita bentuk dan bertugas untuk mengelola ini. Tiap RW itu akan diberikan insentif, sehingga petugas itu bagian sistem. Dengan itu maka integrasi akan terjadi,” sambungnya
Koswara juga mengatakan, TPS menjadi bagian penting dalam pegelolaan sampah. Maka perlu SDM yang handal dalam mengelola mekanisme tersebut.
“TPS menjadi bagian penting, sehingga tidak bisa lepas pengelolaan keseluruhan. Ini butuh perhitungan dan membuat mekanismenya, tugasnya apa saja, berapa orang tiap TPS? Karena ada 135 TPS di Kota Bandung, yang dikelola DLH ini baru 8 TPS,” katanya
Koswara mengungkapkan, nantinya TPS menjadi kawasan pengeolaan terpadu, sehingga diupayakan bisa selesai di TPS.
“Pengelolaannya lebih terpadu, ada proses pemilahan juga, jadi bisa langsung menghasilkan nilai ekonomis dan dimanfaatkan untuk Beberapa kebutuhan lainnya,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Usk)