BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menambahkan Israel dalam daftar hitam (blacklist) sebagai negara yang melakukan kekerasan terhadap anak-anak.
Duta besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengaku telah mendapatkan pemberitahuan resmi soal keputusan itu dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gueterres.
“Ini sungguh keterlaluan dan salah,” tulis Erdan, dalam sebuah unggahan video seperti memuat Al Jazeera.
BACA JUGA: Jet Israel Bombardir Sekolah UNRWA di Gaza, 39 Pengungsi Palestina Tewas
“Saya menanggapi keputusan memalukan tersebut dan mengatakan bahwa tentara kami adalah yang paling bermoral di dunia. Satu-satunya yang masuk daftar hitam adalah Sekjen yang memberi insentif dan mendorong terorisme, dimotivasi oleh kebencian terhadap Israel,” tambahnya.
Dalam laporan tahunan PBB, “Children in Armed Conflict”, Israel tercantum pada lampiran sebagai salah satu negara yang merugikan anak-anak selama konflik bersenjata.
“Hal ini dilakukan untuk memberikan peringatan kepada negara-negara tersebut dan menghindari kebocoran,” kata jubir Guterres, Stephane Dujarric.
Laporan itu bakal disampaikan pada Dewan Keamanan PBB tanggal 14 Juni 2024 dan secara resmi diterbitkan beberapa waktu setelahnya. Merespon itu, Erdan di media sosial, Dujarric mengaku terkejut.
“Dan sejujurnya, ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat selama 24 tahun saya mengabdi pada organisasi ini,” imbuhnya.
Di sisi lain, pejabat senior Palestina, Riad Malki menyambut baik keputusan PBB meski dinilai lamban.
Dari kantor media pemerintah Gaza, tercatat 36.700 warga Palestina tewas dalam serangan Israel sejak awal Oktober termasuk 15.571 anak-anak.
“Sekarang, dihadapkan pada bencana di Gaza yang dunia lihat dengan mata telanjang dengan genosida yang secara khusus menargetkan anak-anak dan perempuan, Sekjen PBB tidak lagi punya alasan untuk tidak memasukkan Israel ke dalam daftar hitam,” kata Malki dalam sebuah pernyataan.
Sampai ini, agresi militer Israel masih tetap terjadi, meski sudah dikecam oleh komunitas internasional. Serangan Israel ke kamp-kamp pengungsi di Rafah dan Nuseirat makin gencar di Gaza tengah.
Tak terbantahkan korban jiwa makin bertambah dari 36 ribu warga sipil , yang mana mayoritas adalah wanita dan anak-anak.
(Saepul/Usk)