BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Band asal Tennessee, Paramore, kembali membuat langkah besar yang memicu perdebatan global. Grup yang digawangi Hayley Williams ini resmi menarik seluruh katalog musiknya dari platform streaming di Israel sebagai bentuk dukungan terhadap kampanye internasional “No Music For Gen0cide.”
Langkah ini tidak dilakukan sendirian. Lebih dari 400 musisi dan label turut bergabung dalam aksi solidaritas tersebut, termasuk proyek solo Hayley Williams, serta sederet nama besar seperti Rina Sawayama, Ben Howard, Björk, Massive Attack, dan Soccer Mommy.
Konsisten Suarakan Solidaritas
Dukungan Paramore terhadap Palestina bukanlah hal baru. Pada November 2023, band ini menyumbangkan hasil penjualan merchandise untuk warga Gaza.
Kemudian, pada Mei 2024, mereka mengeluarkan pernyataan resmi mendukung gencatan senjata. Tak berhenti di situ, pada Oktober 2024 Paramore bekerja sama dengan Bug Girl menggalang dana lebih dari 60 ribu dolar AS untuk membantu layanan medis di Palestina.
Dengan langkah terbaru ini, Paramore menegaskan komitmennya bahwa musik tidak hanya sebatas hiburan, tetapi juga medium untuk menyuarakan kemanusiaan.
Baca Juga:
Paramore Gabung Kampanye No Music For Genocide, Lagunya Tak Bisa Diputar di Israel
Jennifer Lawrence Sebut Konflik Gaza sebagai Genosida di Festival Film San Sebastian
Respon Publik Terbelah
Keputusan tersebut menuai beragam reaksi. Banyak pihak mengapresiasi keberanian Paramore bersikap tegas dan menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina.
“Mantap mba Hailey William dan kawan kawan,” tulis akun @rifky***
“Meanwhile presiden kita menyatakan keamanan israel harus dijamin,” tulis @yang***
“nice beibih,” tulis @sepa***
“Jadi makin ngefans ni sama paramore,” tulis @kydn***
Namun, ada juga yang menilai langkah ini cukup kontroversial dan berpotensi memicu perdebatan politik lebih luas di industri musik global.
Meski demikian, Paramore tidak bergeming. Mereka menegaskan musik dan kemanusiaan tidak bisa terpisahkan, serta percaya bahwa seniman memiliki tanggung jawab moral untuk bersuara.
Dengan sikap ini, Paramore kian memperkuat posisinya bukan hanya sebagai band rock papan atas dunia, tetapi juga sebagai suara bagi isu-isu kemanusiaan yang menyentuh hati banyak orang.
(Hafidah Rismayanti/_Usk)