JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Wakil Ketua Komisi X DPR My Esti Wijayanti tak kuasa menahan air mata, saat mendengarkan penjelasan Menteri Kebudayaan Fadli Zon perihal tragedi pemerkosaan masa lampau yang hendak tak diakui dalam proyek penulisan ulang sejarah nasional.
Akan tetapi, politikus Gerindra itu menilai, tragedi itu sulit dibuktikan tanpa adanya putusan hukum pengadilan.
“Kita harus akui bahwa jelas itu ada perkosaan dan itu terus terjadi juga ya. Tetapi secara hukum kita sulit untuk mendapatkan misalnya pengadilannya,” ujar Fadli Zon, dikutip Kamis (03/07/2025).
Ia pun membandingkan dengan peristiwa Trisakti yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. Dengan begitu, ia berkata, pelaku dan dalangnya telah tertangkap. Dengan demikian, menurutnya perlu bukti dokumentasi lebih lanjut terkait peristiwa itu.
“Jadi ada hal-hal yang menurut saya perlu pendokumentasian yang lebih teliti, supaya jangan sampai kita nanti menimbulkan satu hal yang memecah belah, ini sebenarnya yang kita harapkan,” ucap Fadli.
Usai mendengarkan penjelasan Fadli, Esti seperti teriris hati. Ia menilai, Fadli seolah tak memiliki kepekaan kepada korban pemerkosaan.
BACA JUGA:
Didesak PDIP Hentikan Penulisan Sejarah Ulang, Respon Fadli Zon Catut Bung Karno
“Kenapa semakin sakit ya soal pemerkosaan, mungkin sebaiknya tidak perlu di forum ini Pak, karena saya pas kejadian itu juga ada di Jakarta sehingga saya tidak bisa pulang beberapa hari,” kata My Esti dengan suara bergetar.
Ia tampak mengesa air matanya saat menanggapi pernyataan Fadli. Ia menilai, hal itu memperlihatkan Fadli tak peka dan makin mencederai para korban perkosaan.
“Tetapi ini semakin menunjukkan Pak Fadli Zon tidak punya kepekaan terhadap persoalan yang dihadapi korban perkosaan, sehingga menurut saya penjelasan Bapak yang sangat teori seperti ini dengan mengatakan Bapak juga aktivis pada saat itu itu justru akan semakin membuat luka dalam,” ujarnya
(Saepul)