BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Naomi Osaka kembali menjadi pusat sorotan bukan hanya karena kekalahannya di Wimbledon 2025, tapi juga karena kritik tajamnya terhadap media yang dinilainya tidak adil dalam meliput emosinya.
Petenis asal Jepang tersebut tersingkir di babak ketiga usai kalah dalam laga tiga set melawan Anastasia Pavlyuchenkova, kekalahan keempat secara beruntun dalam pertandingan tiga set sejak turnamen di Roma.
Meski demikian, yang paling menyita perhatian bukanlah hasil pertandingan, melainkan komentar Osaka dalam konferensi pers yang dipenuhi nuansa frustasi.
“Saya benci mengecewakan orang,” kata Osaka.
Ia kemudian menyentil perbandingan tidak langsung dirinya dengan mantan anak didik Mouratoglou sebelumnya, Serena Williams.
Dalam refleksi usai laga, Osaka mengaku kesulitan untuk melihat sisi positif dari penampilannya sendiri.
“Hari ini saya hanya akan bersikap negatif. Saya sangat menyesal. Saya tidak memiliki hal positif untuk dikatakan tentang diri saya,” ujarnya.
Baca Juga:
WTA Lindungi Peringkat Pemain yang Ambil Cuti Perawatan Fertilitas
Ia juga menyebut bahwa dibandingkan rasa emosional usai kekalahan di French Open, kini ia justru merasa tidak merasakan apa pun, sebuah pengakuan yang memunculkan kekhawatiran baru tentang kesejahteraan mentalnya.
Namun Osaka tak berhenti di situ. Ia melanjutkan kritik lewat media sosial, menanggapi unggahan dari ESPN dan blog lain yang hanya menyoroti pernyataannya saat kalah.
“Kenapa setiap kali saya melakukan konferensi pers setelah kalah, ESPN dan blog harus memotongnya dan mengunggahnya? Kenapa mereka tidak memotong konferensi pers saya setelah saya menang? Kenapa harus menyebarkan narasi bahwa saya selalu sedih?” tulisnya di media sosial.
Komentar Osaka membuka diskusi luas mengenai bagaimana media membingkai emosi atlet, khususnya atlet perempuan, serta bagaimana citra “atlet rapuh” kerap dijadikan bahan konsumsi publik.
(Budis)