Mitos dan Pamali: Warisan Budaya Suku Bugis yang Masih Dipercaya

Penulis: hafidah

Mitos Suku Bugis
(istockphoto)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Mitos dan kepercayaan turun-temurun masih melekat kuat dalam kehidupan Suku Bugis, terutama di wilayah Sulawesi dan Kalimantan.

Suku Bugis, yang tergolong dalam suku-suku Deutero Melayu, memiliki sejarah panjang yang diwariskan secara turun-temurun, termasuk mitos dan pamali yang menjadi bagian integral dari budaya mereka.

Kata “Bugis” sendiri berasal dari kata “To Ugi”, yang berarti orang Bugis. Penamaan “ugi” merujuk pada raja pertama kerajaan Cina di Pammana, Kabupaten Wajo, yaitu La Sattumpugi.

Masyarakat Bugis, yang sebagian besar hidup sebagai petani dan nelayan di dataran rendah dan pesisir, juga dikenal sebagai pedagang yang handal. Selain itu, mereka juga aktif dalam birokrasi pemerintahan dan bidang pendidikan.

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Bugis masih memegang teguh kepercayaan terhadap mitos dan pamali. Pamali, yang merupakan larangan-larangan yang tidak seharusnya dilakukan menurut kepercayaan adat istiadat, diwariskan secara turun-temurun melalui petuah terdahulu, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.

Menurut Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh), budaya Pemmali merupakan aturan tak tertulis yang mengikat bagi masyarakat Bugis.

Pemmali diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini, sebelum mereka memasuki pendidikan formal. Tujuannya adalah untuk menanamkan budi pekerti dan akhlakul karimah dalam perspektif budaya.

BACA JUGA : Siri Na Pacce Falsafah Hidup Masyarakat Bugis-Makassar

Beberapa contoh pamali yang masih diyakini oleh masyarakat Bugis antara lain:

  • Tidak boleh memotong kuku pada malam hari
  • Tidak boleh menyapu rumah pada malam hari
  • Tidak boleh menunjuk bulan dengan jari
  • Tidak boleh tidur dengan kepala menghadap utara

Meskipun zaman terus berubah, mitos dan pamali tetap menjadi bagian penting dalam budaya Suku Bugis.

Mereka menjadi penuntun moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari, serta menjaga kelestarian nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur.

 

(Hafidah Rismayanti/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Hyundai Palisade Hybrid
Sudah Buka Pemesanan di Indonesia, Kapan Pasti Hyundai Palisade Hybrid Rilis?
Tangkas X7
Ketangguhan Motor Listrik Tangkas X7, akan Dibuktikan Lewat Intensitas Ojol!
thumb-small-R0010072_2022-01-24_11-25-22_screenshot
Ricoh Theta A1, Kamera 360 Profesional untuk di Medan Ekstrem
Jasad Bayi di SCBD
Jasad Bayi Laki-Laki Ditemukan Petugas Kebersihan di Kawasan SCBD
Mobil dinas busway
Menyoal Polisi Hormat ke Mobil Dinas Penerobos Busway, Polda Metro: Anggota Saya Fokus ke Kemacetan
Berita Lainnya

1

Empat Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat Langgar Aturan Lingkungan Hidup

2

Legislator Kritik Keras Penambangan Nikel Raja Ampat Papua Barat Daya, Melanggar Regulasi!

3

Sejarah Kelam Jam Malam, dari Abad Kegelapan hingga Era Dedi Mulyadi

4

Respons Beckham Usai Laga Debutnya Bersama Timnas Indonesia Mendapat Apresiasi Tinggi 

5

Bersyukur Timnas Indonesia Kalahkan China, Prabowo Berharap Bisa Berlaga di Piala Dunia
Headline
Marc Marquez Tak Pasang Target Tinggi Bersama Ducati di MotoGP 2025
Marc Marquez Kuasai FP2 MotoGP Aragon, Fabio Quartararo Terpuruk
sapi menangis saat kurban
Kenapa Sapi Menangis Saat Kurban? Cek Jawabannya
Waspada Varian Baru Covid-19, Dinkes Kota Bandung Siagakan RS dan Laboratorium
Waspada Varian Baru Covid-19, Dinkes Kota Bandung Siagakan RS dan Laboratorium
Presiden Prabowo Subianto Serahkan Sapi untuk Masjid Al Ukhuwah Bandung
Presiden Prabowo Subianto Serahkan Sapi 1,2 Ton untuk Masjid Al Ukhuwah Bandung

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.