LEBAK,TM.ID : Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Ihda Tipla Bayiza optimistis produk batik lokal hasil kerajinan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di daerah ini bisa menembus pasar dunia.
“Kita terus meningkat kualitas dan mutu batik lokal itu,” katanya di lebak dalam keterangan tertulis.
Dalam upaya meningkatkan kualitas, lanjut Ihda, pihaknya memberi pelatihan pewarna alami dari dedaunan dan pepohonan, sehingga batik lokal memiliki warna serta corak tersendiri yang berbeda dengan batik lainnya di Indonesia.
“Kami menyelenggarakan pelatihan pewarna alami itu sejak sebelum COVID-19,” katanya.
Ia juga mengatakan konsumen batik lokal khas Lebak itu, selain ASN, BUMD, BUMN, juga kalangan remaja dan masyarakat umum.
Batik lokal Lebak, kata dia, memiliki 12 motif serta warna yang memiliki filosofi kehidupan masyarakat adat Badui yang bersahaja dan sudah dilindungi hak cipta oleh Kementerian Hukum dan HAM.
“Kami juga mendorong produk batik lokal khas Lebak bisa menembus pasar dunia,” ujar Ihda. Selain itu ia berharap batik lokal itu bisa menjadi andalan ekonomi masyarakat Lebak.
Umsaroh, seorang pelaku IKM, mengaku saat ini permintaan batik lokal meningkat dari berbagai daerah pascapandemi COVID-19, sehingga omzetnya bisa mencapai Rp250 juta/bulan dan menyerap 40 tenaga kerja.
“Kami kini melayani pesanan dari perusahaan BUMN Tangerang hingga ribuan kain batik,” kata Umsaroh.
Sementara itu Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lebak Farid Dermawan mengatakan pihaknya sudah mempromosikan batik lokal khas Lebak ke sejumlah negara di Benua Eropa, seperti Italia, Rusia, Inggris, dan Jerman, bekerja sama dengan pengusaha dari negara-negara tersebut.
Menurutnya, tanggapan masyarakat Eropa terhadap batik lokal Lebak cukup positif dan banyak permintaan dari beberapa negara tersebut.
(Budis)