Mengenal Erotomania, Delusi Cinta yang Tidak Nyata

Erotomania
(SHUTTERSTOCK)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Erotomania mungkin terdengar seperti hal yang sepele atau ‘ge-er’ bagi sebagian orang, namun sebenarnya lebih dari itu. Ini adalah gangguan mental yang memengaruhi cara seseorang memandang cinta dan hubungan. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang Erotomania dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi individu.

Apa Itu Erotomania?

Erotomania adalah kondisi kejiwaan di mana penderitanya mengalami keyakinan delusional bahwa seseorang, biasanya orang terkenal seperti politikus atau aktor, jatuh cinta secara berlebihan padanya, meskipun kenyataannya tidak demikian. Gangguan mental ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi, mulai dari berminggu-minggu hingga bertahun-tahun.

Siapa Penderitanya?

Gangguan mental ini dapat terjadi pada siapa saja, namun kebanyakan kasus terjadi pada wanita, terutama pada mereka yang sudah memasuki usia paruh baya atau setelahnya. Meskipun demikian, pria juga dapat mengalami gangguan mental ini. Beberapa faktor seperti penurunan gen, lingkungan, dan kondisi kesehatan mental juga dapat berperan dalam munculnya gangguan ini.

Gejala

Penderitanya seringkali menunjukkan gejala-gejala tertentu, antara lain:

  • Merasa rendah diri dan kesepian.
  • Cenderung menjaga jarak dari interaksi sosial.
  • Sering mencari konfirmasi dari orang lain terkait keyakinan delusionalnya.

BACA JUGA: Ini Penyebab Seseorang Melakukan Self-Harm yang Dialami Ira Nandha

Tanda-tanda

Tanda-tanda yang paling jelas dari Erotomania adalah keyakinan yang salah bahwa seseorang mempunyai perasaan yang kuat terhadap penderitanya. Meskipun pada awalnya mungkin membantu suasana hati, namun hal ini dapat menimbulkan masalah serius dalam kehidupan sosial penderita. Mereka mungkin berbicara atau berinteraksi dengan orang yang sebenarnya tidak memiliki perasaan khusus terhadap mereka.

Bahaya dan Pengobatan

Gangguan mental ini dapat menjadi berbahaya, terutama ketika penderita sudah semakin terjerumus dalam delusi. Penderita dapat dituduh sebagai penguntit atau bahkan melakukan pelecehan kepada orang yang menjadi objek delusi cintanya. Hal ini dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan sosial dan bahkan dapat berujung pada konsekuensi hukum.

Untuk mengobatinya, beberapa langkah dapat diambil. Terapi merupakan salah satu opsi yang efektif, khususnya cognitive behavioral therapy (CBT). Selain itu, konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai juga bisa menjadi langkah yang dibutuhkan.

 

(Kaje/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Persiapan banjir
Lindungi Kesehatan Selama Banjir Dengan Persiapan Tindakan Ini!
Detoksifikasi makanan Imlek
Cara Detoksifikasi Setelah Menikmati Banyak Makanan Saat Imlek!
pagar laut tangerang-2
Cuaca Buruk, Pembongkaran Pagar Laut Tangerang Ditunda
Agung Yansusan Ajak Masyarakat Belajar dari Pak Prabowo Terkait Kesabaran
Agung Yansusan Ajak Masyarakat Belajar dari Pak Prabowo Terkait Kesabaran
Siswa SMPN 7 Mojokerto
Jasad Siswa yang Hilang Terseret Ombak di Pantai Drini Ditemukan Tewas
Berita Lainnya

1

Ruben Onsu Ungkap Kasus Penipuan Mantan Manajer

2

Kesulitan Akses SATUSEHAT Mobile, Cek Aplikasi Versi Terbaru!

3

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

4

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

5

BMN Desak Prabowo Tutup Jalur Diplomasi dengan Malaysia atas Penembakan PMI
Headline
20 Pelaku Penipuan Dating Apps di Jakarta Berhasil Ditangkap Polisi
20 Pelaku Penipuan Dating Apps di Jakarta Berhasil Ditangkap Polisi
Penembakan WNI di Selangor-1
Jenazah WNI Korban Penembakan APMM Dipulangkan Hari Ini
Lewandowski Pimpin Top Skor Liga Spanyol
Lewandowski Pimpin Top Skor Liga Spanyol, Mbappe Terus Tempel Ketat
Pesawat Air Busan Terbakar
Pesawat Air Busan Terbakar, 176 Penumpang Selamat Dievakuasi

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.