BANDUNG,TM.ID: Bunga Edelweiss adalah salah satu bunga yang tumbuh di sebagian kecil Eropa dan Asia yang terkenal secara universal. Memiliki tampilan yang sangat khas berwarna putih, dengan kelopak kecil, dan batang pendek. Namun, keunikannya tidak hanya terletak pada penampilannya yang indah, melainkan juga pada makna simbolis dan sejarahnya yang menarik.
Keluarga, Genus, dan Taksonomi
Bunga edelweiss dengan nama ilmiah Leontopodium nivale, termasuk dalam genus Leontopodium. Genus ini mencakup berbagai tanaman berbunga pendek dengan kelopak tebal atau kabur, yang mirip dengan bunga ini.
Keluarga yang lebih besar dari tanaman ini adalah kelompok Asteraceae, yang mencakup berbagai jenis bunga aster dan bunga multi-kelopak lainnya dalam berbagai bentuk herba, tanaman merambat, pohon, dan semak belukar.
Karakteristik Botani, Warna, dan Aroma
Bunga edelweiss adalah bunga pendek yang tumbuh hingga setinggi 20 sentimeter di alam liar dan 40 sentimeter dalam budi daya. Edelweiss memiliki daun kecil dan kabur, namun yang paling mencolok adalah kelopak bunganya yang berwarna putih, sangat mirip dengan wol.
Tapi sebenarnya, bagian putih ini bukan kelopak bunga sesungguhnya, melainkan bracts, yaitu daun yang dimodifikasi, yang juga ditemukan pada tanaman lain seperti poinsettia. Kuntum bunga edelweiss terletak di tengah-tengah bunga, menciptakan penampilan seperti bunga aster.
Aromanya ringan dan manis, mirip dengan bunga eceng gondok. Biasanya, semua varietas mekar dengan warna putih, dengan daun abu-abu hingga hijau. Namun, beberapa varietas memiliki kuntum bunga yang berwarna lebih cerah atau gelap untuk menciptakan kontras dengan kelopak bunga yang terang.
Asal Usul Bunga Edelweiss
Bunga edelweiss yang berwarna putih paling sering dikaitkan dengan Pegunungan Alpen Eropa, tetapi juga dapat kita temukan di Pegunungan Carpathian dan Pyrenees. Edelweiss adalah bunga nasional Swiss dan memiliki signifikansi budaya yang kuat di Rumania, Austria, serta Italia.
Bunga ini sering tergambarkan dalam literatur dan seni sebagai bunga yang muncul dari batu gundul. Tumbuh di tanah berbatu dan berkapur di sekitar tepi padang rumput terbuka. Mayoritas yang tumbuh di alam liar mekar pada Juli-September, terutama di habitat aslinya. Namun yang sudah diperbaiki dapat mekar lebih awal pada bulan Mei untuk memperpanjang musim mekar sedikit lebih lama.
Kegunaan dan Manfaat
Selain menjadi bunga simbolis yang bernilai tinggi, edelweiss juga memiliki sejarah penggunaan dalam pengobatan herbal. Saat ini, ekstrak dari bunga edelweiss digunakan dalam serum anti-penuaan dan produk perawatan kosmetik untuk menenangkan kulit. Daun dan bunganya bisa membuat teh untuk meredakan sakit perut.
Tanaman ini tidak beracun bagi hewan peliharaan atau manusia. Di berbagai daerah menjadi sumber nektar dan serbuk sari yang baik, menarik penyerbuk dengan aroma khasnya.
Arti dan Simbolisme Bunga Edelweiss
Berbeda dengan banyak bunga lain yang memiliki beragam warna, edelweiss hanya tersedia dalam varietas mekar putih. Sebagai bunga putih yang populer bunga ini memiliki makna dan simbol yang mendalam, termasuk kepolosan, kemurnian, pembaruan, awal yang baru, belasungkawa atau keinginan untuk perdamaian, keanggunan, kejujuran, dan kesempurnaan. Makna ini mencerminkan budaya di berbagai negara Eropa.
BACA JUGA: Bunga Edelweis yang Terancam Musnah di Tengah Kebakaran Bukit Teletubbies Bromo
Simbolisme dalam Sastra dan Seni
Sering muncul dalam sastra dan seni sebagai simbol yang kuat. Salah satu contohnya adalah penggunaan simbolis dalam musikal terkenal “The Sound of Music.” Namun, simbolismenya tidak terbatas pada dunia hiburan. Bunga ini digunakan dalam lambang militer, dekorasi pernikahan, dan berbagai konteks lainnya.
Di antara cerita-cerita tentang bunga ini, ada yang bercerita tentang sepasang kekasih yang melakukan perjalanan jauh untuk memetiknya sebagai simbol pengabdian mereka satu sama lain.
Dengan keindahannya yang khas dan makna yang mendalam, bunga edelweiss tetap menjadi salah satu bunga yang penuh daya tarik dan makna dalam budaya dan alam. Kelestariannya adalah tanggung jawab kita semua, sehingga generasi mendatang juga dapat menikmati pesona bunga yang istimewa ini.
(Kaje/Usamah)