BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Tekanan nyata datang dari McLaren jelang Grand Prix Formula 1 Emilia Romagna 2025.
Max Verstappen mengakui tantangan dari rival beratnya, terutama dalam aspek pengelolaan ban yang bisa jadi penentu di Sirkuit Imola.
Red Bull, yang dikenal dominan dalam beberapa musim terakhir, harus menghadapi kenyataan baru, Oscar Piastri mengalahkan Verstappen dalam perebutan pole position di kualifikasi dengan selisih kurang dari satu persepuluh detik.
Hal ini bukan hanya soal kecepatan satu lap, namun membuka kekhawatiran baru terkait strategi balapan penuh.
Berbicara usai sesi kualifikasi kepada Sky Sports, Verstappen menyampaikan rasa puas atas perbaikan performa mobil RB21, namun tetap menggarisbawahi adanya tantangan besar.
“Jelas, kami sudah mengambil langkah maju sejak kemarin. Tapi pada kompon ban C6, kami tak mampu mengoptimalkan performa seperti yang diharapkan. Itu sedikit mengecewakan,” kata Verstappen.
Baca Juga:
Pertama Setelah 26 Tahun, McLaren Raih Gelar Konstruktor
Masalah utama yang dihadapi Red Bull terletak pada suhu ban yang terlalu cepat naik. Hal ini bisa berdampak serius dalam balapan panjang, terutama di lintasan seperti Imola yang menuntut keseimbangan antara kecepatan dan daya tahan ban.
“Kalau ban kami sudah terlalu panas hanya dalam satu putaran, bisa dibayangkan betapa sulitnya mempertahankan performa sepanjang balapan,” tambah sang juara dunia tiga kali itu.
Di sisi lain, McLaren justru tampil konsisten. Tim yang kini mulai dianggap penantang serius dalam perebutan gelar itu menunjukkan keunggulan mereka dalam merawat ban, sesuatu yang bahkan diakui Verstappen bisa jadi pembeda utama di hari Minggu.
Red Bull, menurut Verstappen, tak akan terburu-buru terpancing permainan lawan.
“Kami akan tetap fokus pada strategi sendiri. Apakah mereka (McLaren) menjauh atau tidak, itu di luar kendali kami. Kami hanya ingin maksimalkan potensi mobil,” tegasnya.
Dengan ketatnya persaingan dan tipisnya selisih performa, Grand Prix Emilia Romagna diprediksi akan menjadi duel panas antara strategi dan daya tahan.
Red Bull mungkin tetap jadi favorit, namun kini McLaren bukan lagi bayang-bayang, mereka adalah ancaman nyata.
(Budis)