BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, dibangun sebagai simbol persahabatan dan toleransi antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA).
Monumen keagamaan yang megah ini juga sebagai titik pertemuan orang-orang dengan latar belakang yang berbeda. Masjid ini terletak di Jl. Ahmad Yani No.128 Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
“Di perpustakaan masjid ini, kami rutin menggelar kajian relasi agama dan budaya yang melibatkan sejumlah _stakeholder_ dari berbagai kalangan, termasuk lintas agama,” kata Wakil Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Bagus Sigit Setiawan saat Talkshow Bedah Buku 9 Jam Faham Bahasa Arab Al-Qur’an di Pelataran Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, seperti Teropongmedia mengutip Kemenag, Minggu (31/3/2024).
Bagus menyatakan bahwa gabungan keselarasan antara agama, seni arsitektur, dan hubungan persahabatan internasional adalah sebuah contoh konkret bagaimana keindahan spiritual dan kekayaan budaya dapat bersatu dalam satu lokasi.
“Masjid Raya Sheikh Zayed Solo ini dibangun atas kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA), yang sejak awal disepakati bahwa keberagaman budaya dan agama dapat bersatu,” kata Bagus.
BACA JUGA: Rumy Alqahtani jadi Perwakilan Arab di Ajang Miss Universe 2024, Ini Latar Belangnya
Bagus menjelaskan bahwa walaupun bangunan megah seluas 8.000 meter persegi itu merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, UEA.
Namun, arsitektur lokal juga diadopsi dalam proses pembangunan masjid tersebut, termasuk dalam penggunaan lantai utama yang dihiasi dengan ukiran motif batik.
(Vini/Aak)