JAKARTA,TM.ID: Pengamat politik dari Universitas Pembangunan Veteran (UPN) Jogjakarta Ludiro Madu mengatakan, pemilihan presiden (pilpres) 2024 memberikan peluang bagi pasangan calon presiden (capres) dan cawapres untuk menyampaikan pandangan mereka ke rakyat Indonesia.
Ludiro mengungkapkan,melalui debat, pandangan capres dan cawapres disampaikan dalam bentuk tukar menukar pendapat dan saling bertanya-jawab soal viso mereka.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menjadwalkan 5 kali debat. Debat merupakan salah satu rangkaian kegiatan penting dalam proses pemilihan umum.
Debat ini menjadi forum penting bagi pemilih muda, terutama dalam meningkatkan kesadaran politik mereka. Survey media Kompas menghasilkan ada 28% lebih undecided voters atau pemilih yang belum memutuskan memilih capres-cawapres yang mana.
BACA JUGA: Kiky Saputri Kritik Buzzer Soal Gibran di Debat Cawapres
“Angka itu menjadi penting ketika dikaitkqn dengan pemilih muda, khususnya generasi Z dan milennial. Jumlah mereka lebih 50 % dari total pemilih lebih kurang 205 juta warga negara Indonesia,” kata Ludiro kepada Teropongmedia.id, Kamis (28/12/2023).
Ludiro menyebutkan,pemilih muda dapat melihat secara langsung bagaimana para calon wakil presiden menyampaikan argumen mereka dan menjawab pertanyaan dari panelis. Hal ini dapat membantu pemilih muda untuk menilai visi dan misi para calon wakil presiden, serta karakter mereka.
Dengan perkiraan angka itu menjelaskan bahwa masing-masing pasangan calon (paslon) masih memiliki peluang besar mendulang suara pemilih melalui debat capres dan cawapres. Masih ada 3 kesempatan debat, yaitu 1 debat cawapres dan 2 debat capres.
Berdasarkan debat cawapres 22 Desember 2023, beberapa manfaat debat berkaitan dengan peningkatan kesadaran pemilih muda, meliputi soal pemahaman tentang isu-isu politik
Debat calon wakil presiden dapat meningkatkan pemahaman pemilih muda tentang isu-isu politik yang sedang terjadi di Indonesia.
“Hal ini karena debat tersebut membahas berbagai isu politik yang relevan dengan kepentingan pemilih muda, seperti ekonomi, pendidikan, dan lingkungan,” ungkap Ludiro.
Sementara itu, terkait Isu-isu mengenai ekonomi syariah berkaitan dengan SGIE atau State of Global Islamic Economy, misalnya, masih menjadi perdebatan masyarakat. Mulai dari dimensi etika, substansi istilah, aturan main KPU, dan seterusnya. Ada juga istilah pendapatan pajak dan tax ratio, hilirisasi digital, carbon capture and storage, future generation.
“Mendorong pemilih muda berpartisipasi dalam pilpres. Debat calon wakil presiden dapat mendorong pemilih muda untuk berpartisipasi dalam pemilu. Faktor Gibran sebagai cawapres muda menjadi sangat strategis bagi pemilih muda,” ucapnya.
BACA JUGA: Efek Debat Cawapres Analisis Sentimen Positif Tertinggi Diraih Gibran
Dengan melihat secara langsung melalui debat itu, mereka dapat mengetahui bagaimana para calon wakil presiden bersaing untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Pertimbangan pemilih dapat berdasarkan emosi capres dan cawapres, kedewasaan, pengetahuan dan kemampuan menjawab, dan lainnya.
Ketertarikan pemilih muda terhadap cawapres, tema-tema debat, dan pandangan cawapres soal tema-tema itu diperkirakan dapat mendorong pemilih muda datang ke tempat-tempat pemungutan suara dan menggunakan hak suara mereka.
“Walaupun masing-masing capres dan cawapres sudah satu kali menjalani debat, namun mereka masih menghadapi satu kali debat cawapres dan dua kali cawapres. Melihat debat sebelumnya, masing-masing paslon perlu melakukan evaluasi mengenai persoalan yang menjadi tantangan mereka di sesi-sesi debat selanjutnya,” kata dia.
Laporan wartawan Jakarta : Agus Irawan/Masnur