Makin Canggih, Makin Bahaya? Kenalan dengan AI

Editor:

[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, SUAR MAHASISWA AWARDS — Di era digital seperti sekarang, teknologi terus berkembang dan menghadirkan berbagai inovasi luar biasa. Salah satu yang paling sering dibicarakan adalah Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatanl teknologi yang memungkinkan mesin belajar, berpikir, dan mengambil keputusan seperti manusia.

Tanpa kita sadari, AI sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Saat kamu membuka Google Maps, menonton video yang direkomendasikan YouTube, chatting dengan chatbot toko online, hingga bermain filter wajah di media sosial semua itu melibatkan AI.

Teknologi ini menawarkan banyak manfaat. Dalam dunia kesehatan, AI bisa membantu dokter mendiagnosis penyakit secara cepat. Di dunia pendidikan, AI bisa menyesuaikan materi pembelajaran dengan kebutuhan siswa. Bahkan dalam bisnis, AI mempercepat pekerjaan dan meningkatkan efisiensi.

Namun, meskipun memberi banyak kemudahan, AI juga memunculkan tantangan. Salah satunya adalah penggantian tenaga kerja manusia. Semakin banyak pekerjaan yang bisa dilakukan oleh mesin. Selain itu, ada potensi penyalahgunaan AI, seperti menyebarkan hoaks secara otomatis, pelanggaran privasi, dan penggunaan deepfake yang bisa menyesatkan.

“Jadi, apakah AI berbahaya?”

Sebenarnya, bukan teknologinya yang berbahaya, tapi cara kita menggunakannya. AI hanyalah alat. Jika dipakai dengan bijak dan sesuai etika, AI bisa membantu menyelesaikan banyak masalah. Tapi jika digunakan tanpa tanggung jawab, dampaknya bisa merugikan.

Karena itu, penting bagi kita khususnya generasi muda untuk tidak hanya menggunakan teknologi, tapi juga memahami bagaimana AI bekerja dan bagaimana mengendalikannya. Kita harus siap menghadapi masa depan, bukan hanya sebagai pengguna, tapi juga sebagai inovator yang berpikir kritis dan etis.

AI boleh semakin pintar, tapi manusia tetap harus jadi pemegang kendali. Dengan wawasan dan sikap yang bijak, kita bisa menjadikan AI sebagai alat bantu untuk membangun masa depan yang lebih baik bukan sebagai ancaman yang mengkhawatirkan.

(Devina Maura Wulandari/Universita Indonesia Membangun)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Tompi
Viral! Dokter Tompi Disorot Usai Samakan Oplas dengan Behel Gigi
Rachel Vennya
Rachel Vennya & Niko Al Hakim Tetap Kompak Demi Anak
Anime
6 Rekomendasi Anime Terbaik Bstation untuk Musim Panas 2025
Daihatsu gran max
Daihatsu Gran Max Terbaru di Jepang Punya ADAS, Jadi Paling Canggih di Dunia?
Ekspor Indonesia
Kinerja Ekspor Indonesia Membaik, Didorong Sektor Non Migas
Berita Lainnya

1

Akoba Manevent Hadirkan Lokavidya "DigiTradisi: Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital"

2

Cara Menghitung Skor Nilai Tes Terstandar SPMB Jabar 2025

3

Kota Kreatif yang Tersandung Sampah

4

BREAKING NEWS! Striker Liverpool Diogo Jota Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Mobil di Spanyol

5

Gegara Tikus Kencing Sembarangan, Awas Nyawa Melayang
Headline
Peterpan
Peterpan Comeback, tapi di Mana Ariel dan Uki?
Gegara Tikus Kencing Sembarangan, Awas Nyawa Melayang
Gegara Tikus Kencing Sembarangan, Awas Nyawa Melayang
Diogo Jota
BREAKING NEWS! Striker Liverpool Diogo Jota Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Mobil di Spanyol
kebun binatang bandung tutup
Kebun Binatang Bandung Tutup Gegara Konflik Manajemen, 7 Satwa Mati

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.