BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Malang (UM) menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan lewat inovasi kreatif bernama Betoll.
Betoll merupakan kemasan ramah lingkungan yang terbuat dari limbah kulit pisang, dan dirancang sebagai alternatif pengganti Styrofoam yang selama ini menjadi salah satu penyumbang terbesar limbah plastik.
Di tengah meningkatnya penggunaan plastik sekali pakai yang sulit terurai dan mencemari ekosistem, kehadiran Betoll menjadi angin segar. Dengan memanfaatkan kandungan pati dan serat tinggi dalam kulit pisang, para inovator muda UM berhasil mengolahnya menjadi biofoam yang aman dan mudah terurai secara alami.
Keunggulan Betoll yang Unggul dan Berkelanjutan
Produk Betoll hadir dengan sejumlah kelebihan yang mendukung gaya hidup berkelanjutan, antara lain:
1. Ramah Lingkungan
Betoll dapat terurai secara alami tanpa meninggalkan bahan berbahaya, menjadikannya solusi hijau yang mendukung upaya pelestarian lingkungan.
2. Pemanfaatan Limbah Organik
Dengan mengolah limbah kulit pisang menjadi produk bernilai ekonomi, Betoll mengusung konsep zero waste yang relevan dengan tantangan lingkungan saat ini.
3. Aman bagi Kesehatan
Tidak mengandung zat kimia berbahaya seperti yang terdapat dalam Styrofoam, menjadikan Betoll lebih aman digunakan, terutama dalam kemasan makanan.
Kandungan alami kulit pisang juga diyakini memiliki potensi antimikroba, yang memberi nilai tambah dari sisi higienitas.
Untuk menjangkau konsumen yang peduli terhadap isu lingkungan, Betoll memanfaatkan berbagai platform digital seperti Instagram (@betoll.id), TikTok, Shopee, dan Lazada. Selain pemasaran daring, mereka juga menyasar segmen bisnis seperti restoran, kafe ramah lingkungan, toko kelontong, dan swalayan sebagai mitra distribusi.
Visi Jangka Panjang Sejalan dengan SDGs
Inovasi ini tidak berhenti pada produk semata. Tim Betoll telah merancang roadmap bisnis jangka panjang yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya tujuan ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab:
2024: Fokus pada riset, pengembangan formula, dan produksi skala kecil.
2025: Memperluas kapasitas produksi dan memperkuat jaringan distribusi.
2026: Mengadopsi teknologi ramah lingkungan untuk proses produksi dan memperluas jangkauan pasar secara nasional.
Tidak hanya membantu mengurangi limbah plastik, Betoll juga turut mendukung pengurangan limbah organik dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pemanfaatan bahan baku yang mudah dijangkau.
Baca Juga:
Aromatic Book: Inovasi Mahasiswa UGM yang Gabungkan Aroma dan Buku untuk Tingkatkan Daya Ingat
Fluviotion: Inovasi Mahasiswa ITB Atasi Krisis Air Bersih di Garut
“Betoll adalah bukti nyata bahwa solusi inovatif dapat memberikan manfaat bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat,” ujar Putra Hilmi Prayitno, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing proyek ini, melansir laman UM.
Melalui Betoll, mahasiswa Universitas Negeri Malang membuktikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan dapat diwujudkan melalui kreativitas, kolaborasi, dan semangat inovatif anak bangsa.
(Virdiya/Aak)