BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Momen resepsi pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier di Bali bukan hanya memukau karena kemewahan acaranya, tetapi juga karena satu elemen paling menyentuh gaun pernikahan Luna Maya yang menampilkan lukisan terakhir karya mendiang ayahnya. Detail penuh makna ini menjadi perbincangan hangat di media sosial dan meninggalkan kesan mendalam bagi para tamu undangan.
Gaun istimewa itu dirancang oleh desainer Yefta Gunawan, berkolaborasi dengan fashion stylist Astecat dan Bimo Permadi. Bukan sekadar busana pengantin, gaun ini menyampaikan cerita cinta yang tak lekang oleh waktu antara seorang anak dan ayahnya.
“Tak henti membuat kami terpukau dengan busana pernikahannya, @lunamaya benar-benar mencuri perhatian dengan gaun penuh makna yang menampilkan lukisan terakhir karya sang ayah,” tulis akun Instagram @thebridestory. Unggahan itu pun langsung banjir pujian dan komentar haru dari netizen.
Lukisan wajah sang ayah yang menghiasi bagian gaun tersebut bukan hanya mempercantik visual, tetapi menjadi simbol emosional yang menyentuh banyak hati. Banyak tamu bahkan tak kuasa menahan air mata saat melihat Luna berjalan anggun dengan gaun penuh kenangan itu.
Mengenal Sosok Ayah Luna Maya
Uut Bambang Sugeng, ayah kandung Luna Maya, adalah sosok seniman berdarah Jawa kelahiran Yogyakarta pada 1951. Meski Luna Maya tumbuh besar di Bali dan sering disangka berdarah Bali, sang ayah sebenarnya memiliki akar budaya yang kuat dari Cirebon dan Bojonegoro. Sosok Uut dikenal multitalenta menekuni seni lukis, batik, hingga musik.
Uut Bambang Sugeng menikah dengan Desa Maya Waltraud Maiyer, seorang perempuan asal Austria. Dari pernikahan lintas budaya ini lahirlah tiga anak Ismael Dully, Tipi Jabrik, dan Luna Maya. Tak heran jika nilai-nilai seni dan estetika sudah mengalir dalam darah Luna sejak kecil.
“Menangis Jadi Saksi Nikah Luna Maya, Raffi Ahmad: Kita Saling Hadir Saat Terpuruk.” Begitu kutipan emosional yang menggambarkan betapa hangat dan mendalamnya momen-momen dalam pernikahan tersebut, tidak hanya bagi Luna tetapi juga orang-orang terdekatnya.
Luna dan keluarganya bahkan sempat menggelar pameran seni bertajuk Double Flame di Bali pada Desember 2024. Pameran ini mempersembahkan karya-karya sang ayah yang luar biasa, memperlihatkan bagaimana warisan seni Uut Bambang Sugeng terus hidup.
Baca Juga:
Cinta Brian dan Gisel Bikin Heboh di Pernikahan Luna, Beneran Jadian?
Sosok Kakak Luna Maya Curi Perhatian di Pernikahan! Ternyata Pernah Main Film Bareng Fachri Albar
Wafat Saat Luna Masih Belia
Sayangnya, Uut Bambang Sugeng berpulang pada 28 November 1995, ketika Luna baru berusia 12 tahun. Hal inilah yang menjadikan kehadiran lukisan terakhir ayahnya di gaun pengantin sebagai simbol cinta yang mendalam dan abadi.
Gaun ini bukan sekadar simbol estetika, tetapi juga bentuk penghormatan yang menggetarkan hati. Dalam balutan gaun itu, Luna Maya seolah ingin berkata bahwa meskipun sang ayah tak hadir secara fisik, cintanya akan selalu menyertai terutama di momen paling penting dalam hidupnya.
(Hafidah Rismayant/Aaki)