Ludiro Madu: Indonesia Harus Berhati-Hati Jebakan Utang di Era Uang Digital

Penulis: Budi

Uang Digital
(Ilustrasi: Bank Indonesia)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA,TM.ID: Dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, UPN Veteran Yogyakarta, Ludiro Madu mengatakan, melihat posisi geopolitik Indonesia dalam pengembangan uang digital. Indonesia termasuk ke dalam kelompok emerging countries dengan populasi dan potensi pasar digital yang besar.

Ludiro menyebutkan, dorongan pengembangan mata uang digital di Indonesia lebih disebabkan oleh kebutuhan domestik. Hal ini mengingat potensi pertumbuhan ekonomi digital yang masih terbuka lebar di tanah air.

“Kepentingan itu sangat berbeda dengan China dan AS yang pengembangan mata uang digitalnya lebih didorong faktor geopolitik dan ambisi memperkuat pengaruh global,” kata Ludiro kepada Teropongmedia.id, Rabu (17/1/2024).

Meski demikian, Indonesia tetap perlu menjaga keseimbangan moneter nasionalnya. Upaya itu sangat diperlukan di tengah kecenderungan China yang gencar mengekspor standar CBDC-nya ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

Ludiro mengungkapkan, jika tidak berhati-hati, Indonesia bisa terjebak dalam jebakan utang teknologi dan standarisasi oleh negara adikuasa.

“Salah satu cara mengatasi kecenderungan itu adalah Indonesia perlu bekerja sama dengan negara berkembang,” ujarnya.

Tujuannya menjajaki kerja sama multipihak, misalnya di bawah bendera G20. Dengan kerja sama itu mereka dapat menjaga agar pengembangan mata uang digital tidak didominasi negara-negara maju semata.

BACA JUGA: Transaksi Uang Digital Naik, Uang Kertas Bisa Punah? Begini Kata BI

Posisi geopolitik Indonesia memang belum sekuat China atau AS dalam uang digital. Namun demikian, upaya-upaya diplomatik dan kerja sama dengan pihak lain memungkinkan Indonesia dapat menjaga kepentingan nasionalnya dalam persaingan uang digital global ke depan.

Pada akhirnya, negara yang mata uang digitalnya paling banyak diadopsi global akan mendapatkan keuntungan geoekonomi, berupa data finansial warga negara dari negara lain. Keuntungan lainnya adalah pengaruh standar dan kebijakan, serta peningkatan permintaan terhadap mata uang digitalnya.

Pemerintah Indonesia melalui Bank Indonesia harus berhati-hati dalam menjalankan kebijakan uang digital. Persaingan uang digital bank sentral ini pada dasarnya merupakan model baru perebutan pengaruh antar-adidaya ekonomi dunia.

“Siapa pun yang memenangi lomba CBDC dapat dianggap mampu memperluas kekuatan geopolitiknya di pentas global,” ucapnya.

 

(Agus Irawan/Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Ekspor Pasir Laut
MA Putuskan Larang Kegiatan Ekspor Pasir Laut
Pangandaran
Hajat Laut Pangandaran 2025: Perpaduan Sakral Satu Suro dan Jumat Kliwon yang Terjadi 21 Tahun Sekali
Sam_Altman_TechCrunch_SF_2019_Day_2_Oct_3_(cropped)
Sam Altman: Jangan Terlalu Percaya pada ChatGPT, AI Bisa ‘Halu’ dan Menyesatkan
Chery C5
Chery Luncurkan Omoda C5 dan E5, Harga Tak Sampai Rp 400 Juta
PM Israel
CEK FAKTA: PM Israel Netanyahu Umumkan Akan Hancurkan Indonesia Setelah Iran
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Mau Liburan? Cek Cuaca Hari Ini, Mayoritas Wilayah Indonesia Hujan dan Berawan Tebal

3

Daftar Pajak Isuzu Panter 2024, Lengkap Semua Tipe!

4

Cristiano Ronaldo Resmi Perpanjang Kontrak Bersama Al Nassr Hingga 2027

5

Remu Suzumori Masuk Daftar 7 Aktris Paling Sukses di Jepang
Headline
Sumatera Selatan Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla
Sumatera Selatan Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla
Persib Tolak Uang Kadedeuh dari Sekda Jawa Barat
Persib Tolak Uang Kadedeuh dari Sekda Jawa Barat
Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran
Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.