BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID —Jagat media sosial kembali diguncang dengan kemunculan nama Lisa Mariana, mantan model majalah dewasa, yang dikaitkan dengan isu kedekatannya bersama tokoh publik Ridwan Kamil.
Di tengah derasnya arus pemberitaan dan rasa penasaran publik, Lisa pun sempat merencanakan konferensi pers untuk memberikan klarifikasi. Namun, rencana tersebut mendadak ditunda, memicu reaksi beragam dari warganet.
Lewat unggahan Instagram terbarunya, Lisa menyampaikan permohonan maaf atas penundaan jumpa pers yang semula dijadwalkan sebagai momen untuk menjelaskan kabar kedekatannya dengan mantan Gubernur Jawa Barat tersebut.
Dalam unggahan itu, Lisa tampil sederhana dengan nuansa foto hitam-putih berlatar netral, mengedepankan kesan formal namun personal.
“Kakak dan abang-abang pres. Dengan ini saya meminta maaf menunda konfrensi pers,” tulis Lisa singkat.
Ia juga menyampaikan bahwa saat ini dirinya tengah melakukan koordinasi intensif dengan tim kuasa hukumnya. Langkah ini diyakini sebagai bentuk antisipasi terhadap kemungkinan gugatan hukum dan tekanan media yang terus membesar.
“Situasi ini bukan hal yang mudah, saya butuh waktu untuk memastikan bahwa langkah saya ke depan terarah dan terlindungi secara hukum,” tulisnya lagi.
Lisa berjanji akan tetap memberikan klarifikasi terbuka kepada publik dalam waktu dekat, seraya meminta publik bersabar.
Namun ironisnya, ketulusan tersebut justru dibalas dengan komentar negatif. Kolom komentar yang kini dibatasi sempat dibanjiri pernyataan bernada body shaming dan hinaan misoginis.
Serangan terhadap fisik dan latar belakang Lisa menunjukkan bahwa stigma terhadap perempuan, terutama yang terseret isu kontroversial, masih kuat mengakar di ruang digital.
BACA JUGA:
Lisa Mariana Akui Bohong soal Kehamilan, Bukan Anak Ridwan Kamil
Heboh Pengakuan Lisa Mariana, Siap Jalani Tes DNA Terkait Dugaan Anak dari Ridwan Kamil
Terkena Body Shaming
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa dunia maya belum sepenuhnya aman bagi semua orang, khususnya perempuan.
Meski kampanye anti-body shaming dan literasi digital telah digaungkan luas, nyatanya respons publik sering kali masih mencerminkan bias dan diskriminasi.
Dalam konteks ini, Lisa Mariana, sebagai figur publik, menghadapi tantangan ganda. Bukan hanya tekanan media dan beban klarifikasi, namun juga tekanan sosial yang berwujud dalam bentuk cyberbullying.
Sebagai publik figur, keberanian Lisa untuk tampil dan mencoba menjelaskan patut diapresiasi.
Pakar komunikasi publik menilai bahwa langkah Lisa menunda jumpa pers untuk berkonsultasi hukum adalah strategi yang tepat.
“Lebih baik mempersiapkan segalanya secara matang, daripada memberikan pernyataan tergesa-gesa yang bisa berdampak hukum jangka panjang,” ujar salah satu analis media sosial.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada jadwal resmi terbaru terkait kapan Lisa akan melaksanakan konferensi pers yang dijanjikan.
Namun satu hal pasti, apapun yang akan disampaikan Lisa nantinya, akan menjadi sorotan publik nasional.
Terlebih, isu ini melibatkan figur publik sekelas Ridwan Kamil yang selama ini dikenal berprestasi dan bersih dari skandal.
Di tengah kontroversi ini, kita diingatkan kembali akan pentingnya empati, literasi digital, dan etika dalam menggunakan media sosial. Kritik boleh saja, tapi jangan sampai kehilangan rasa kemanusiaan.
(Hafidah Risnayanti/Aak)