BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Perayaan ulang tahun ke-18 Lamine Yamal menuai kritik usai menampilkan sekelompok orang dengan kondisi dwarfisme dalam pesta pribadinya yang digelar pada Senin waktu setempat, sehari setelah ulang tahunnya pada 13 Juli.
Dwarfisme adalah kondisi medis yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata orang dewasa, biasanya kurang dari 147 cm.
Pesta ulang tahun terebut berlangsung di rumah pedesaan sewaan Lamine Yamal yang berlokasi di Olivella, sekitar 50 kilometer dari pusat kota Barcelona. Sejumlah rekan setimnya di Barcelona turut hadir, seperti Robert Lewandowski, Alejandro Balde, Gavi, dan Raphinha.
Kehadiran beberapa orang bertubuh kecil yang terekam kamera saat memasuki lokasi acara memicu kecaman dari berbagai pihak. Momen tersebut menimbulkan kekhawatiran terkait penghormatan terhadap hak-hak penyandang disabilitas.
BACA JUGA:
Harga dan Gaji Jadi Penghalang, Marcus Rashford Gagal ke Barcelona?
Direktur Jenderal Hak Penyandang Disabilitas Kementerian Sosial Spanyol, Jesús Martín Blanco, meminta agar insiden ini diselidiki lebih lanjut. Ia menyoroti pengaruh besar Yamal terhadap generasi muda.
“Kekhawatiran kami tertuju pada seseorang yang memiliki pengaruh besar terhadap anak muda namun menggelar pesta dengan karakter seperti ini,” ujarnya kepada kantor berita EFE melalui Cadena Ser.
Martín menegaskan bahwa hukum harus berlaku adil untuk semua kalangan. “Kekhawatiran kami adalah orang-orang yang memiliki uang dan kekuasaan merasa dapat terlepas dari tanggung jawab. Hukum berlaku bagi semua orang, tak peduli yang rendah hati maupun yang berkuasa,” ucapnya.
Pada hari yang sama, stasiun radio RAC1 menyiarkan wawancara dengan salah satu orang kerdil yang hadir dalam acara tersebut. Suara dalam wawancara disamarkan dan identitas tidak disebutkan demi melindungi privasi narasumber.
“Keinginan kami hanya untuk bekerja,” ungkapnya. “Kami memiliki kontrak sendiri, bekerja secara legal, dan tidak ada paksaan terhadap kami.”
Ia juga menyatakan, bahwa kehadiran mereka merupakan bagian dari pertunjukan hiburan.
“Kami hadir, menari, membagikan minuman, melakukan trik sulap. Ini adalah hiburan. Tidak pernah ada perlakuan tidak hormat selama kami tampil,” jelasnya.
Tanggapan dari Asosiasi Penyandang Disabilitas
Meski ada pembelaan, Asosiasi Achondroplasia and Other Skeletal Dysplasias with Dwarfism (ADEE) mengecam keras kejadian tersebut. Mereka menilai bahwa tindakan tersebut melanggar etika dan hukum.
Dalam pernyataan resminya, ADEE mengutip aturan hukum yang melarang pertunjukan yang “menggunakan penyandang disabilitas untuk bahan olokan atau ejekan secara bertentangan dengan martabat manusia.”
Pihak ADEE menyatakan akan menempuh jalur hukum. Sementara itu, orang kerdil yang diwawancarai mengaku belum pernah dihubungi oleh asosiasi tersebut dan menilai kritik itu merugikan mata pencahariannya.
(Haqi/Dist)