BANDUNG,TM.ID: Seblak, makanan khas dari Tanah Sunda, telah menjadi sorotan dunia kuliner dengan semakin meningkatnya popularitasnya. Kelezatan kuliner seblak yang pedas ini telah menarik perhatian banyak orang. Terutama para food influencer dan artis yang sering memasak dan memberikan ulasan unik tentang hidangan seblak ini.
Bahkan, Kemendikbudristek merespons fenomena ini dengan mengusulkan kuliner seblak sebagai salah satu warisan budaya tak benda nasional. Namun, apa sebenarnya alasan di balik wacana tersebut? Mari kita simak ulasannya di bawah ini.
1. Sejarah Panjang Kuliner Seblak
Seblak bukanlah makanan yang baru muncul dalam jagat kuliner. Melansir Antara, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pelindungan Kebudayaan pada Kemendikbudristek, Rusmiati, menyatakan bahwa seblak sudah eksis sejak lama dan selalu disukai oleh masyarakat hingga saat ini. Tradisi kuliner ini telah mengakar kuat di masyarakat Garut, dan kerap menjadi favorit bagi para penikmat makanan pedas.
Kuliner seblak terbuat dari kerupuk basah yang diolah dengan dimasak, serta ditumis dengan bumbu rempah-rempah khas. Cara pengolahannya yang unik ini membuat cita rasa seblak semakin istimewa dan menarik bagi banyak orang. Keberlanjutan hidangan ini di masyarakat menjadi bukti bahwa seblak benar-benar mengandung nilai budaya yang tinggi.
2. Identitas Seblak dalam Konteks Regional
Seblak terkenal sebagai jajanan khas dari Garut dan Bandung. Namun, untuk mengusulkan seblak sebagai warisan budaya tak benda nasional, perlu kajian lebih lanjut mengenai asal-usul dan identitas seblak itu sendiri. Menurut Rusmiati, jika inisiatornya berasal dari Garut dan Bandung, mungkin seblak bisa mewakili Provinsi Jawa Barat.
Oleh karena itu, penelitian lebih mendalam perlu untuk memastikan asal-usul kuliner seblak sebagai bagian dari kekayaan budaya masyarakat.
3. Persyaratan Pengusulan Warisan Budaya
Tidak mudah untuk mengusulkan kuliner seblak sebagai warisan budaya tak benda. Persyaratan yang ditetapkan harus terpenuhi dengan baik agar pengajuan berhasil. Beberapa persyaratan tersebut mencakup sejarah dan cerita tentang kuliner ini. Selain itu juga harus ada dokumen pendukung lainnya, seperti foto, video, bukti fisik, dan saksi yang dapat menguatkan klaim tentang kuliner ini sebagai karya anak bangsa dengan cita rasa khasnya.
Sejarah dan proses perkembangan kuliner ini menjadi elemen penting yang harus dipaparkan secara mendetail dalam pengajuan. Juga, kearifan lokal yang terkandung dalam proses pembuatan makanan ini perlu agar pengusulan menjadi lebih kuat dan bermakna.
BACA JUGA: Resep Seblak Papeda Rafael yang Bikin Nagih!
4. Pengajuan oleh Komunitas atau Kelompok
Proses pengajuan kuliner seblak sebagai warisan budaya harus melibatkan komunitas atau kelompok yang bertanggung jawab atas seluruh dokumen dan data terkait seblak. Dengan melibatkan komunitas atau kelompok, tanggung jawab pengusulan menjadi lebih terstruktur dan terorganisir.
Selain itu, partisipasi dari komunitas lokal juga dapat meningkatkan kesadaran akan nilai budaya seblak di tingkat regional dan nasional. Setelah semua data dan persyaratan terpenuhi, maka pengajuan seblak sebagai Warisan Budaya Tak Benda dapat diajukan ke pemerintah daerah, provinsi, hingga tingkat nasional.
Dalam proses ini, pemerintah daerah berperan penting dalam mendeteksi dan mengembangkan kearifan lokal di wilayahnya, sehingga kuliner seblak tetap hidup dan memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat.
(Kaje/Usamah)