BANDUNG, SUAR MAHASISWA AWARDS — Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam membangun dan mempertahankan hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi, kita dapat menjalin hubungan yang lebih dalam dan bermakna dengan orang lain. Salah satu teori yang dapat digunakan untuk memahami bagaimana hubungan terbentuk dan dipertahankan adalah Teori Pertukaran Sosial.
Teori Pertukaran Sosial
Menurut John Thibaut dan Harold Kelley (1959) mengatakan bahwa: “every individual voluntarily enters and stays in any relationship only as long as it is adequetaly satisfactory in terms of his reward and cost.” Yang berarti setiap individu secara sukarela memasuki dan berada dalam setiap hubungan hanya sepanjang hubungan itu cukup memuaskannya dalam hal manfaat dan pengorbanan. Teori Pertukaran Sosial menyatakan bahwa hubungan sosial terjadi karena adanya pertukaran antara ganjaran dan biaya. Ganjaran dapat berupa dukungan, kepercayaan, dan respon yang juga bisa dikatakan sebagai elemen positif sedangkan biaya dapat berupa waktu, usaha, dan Biaya seperti waktu yang dikeluarkan, usaha serta konflik yang sering dikatakan sebagai elemen negatif. Dalam konteks hubungan, individu akan terus mempertahankan hubungan jika ganjaran yang diterima lebih besar atau setara dengan biaya yang dikeluarkan.
Asumsi Teori Pertukaran Sosial
Teori Pertukaran Sosial memiliki beberapa asumsi yang mendasari pemahamannya tentang hubungan sosial. Asumsi-asumsi tersebut antara lain:
1. Manusia mencari manfaat dan menghindari pengorbanan
2. Manusia adalah makhluk rasional
3. Standar yang digunakan manusia untuk melakukan evaluasi terhadap manfaat dan pengorbanan selalu berubah sepanjang waktu dan dari orang ke orang
Kesimpulan
Teori Pertukaran Sosial dapat digunakan untuk memahami bagaimana hubungan sosial terjadi dan dipertahankan. Dalam konteks hubungan romantis, individu akan terus mempertahankan hubungan jika ganjaran yang diterima lebih besar atau setara dengan biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, penting untuk memahami ganjaran dan biaya yang terkait dengan hubungan dan berusaha untuk mencapai keseimbangan antara keduanya. Dengan demikian, hubungan dapat berjalan dengan lancar dan bermakna.
Penulis:
(Asri Hanifa, Universitas Indonesia Membangun)