BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Haji Basri adalah seorang affiliator lansia 68 tahun, yang kini viral karena sering membuat konten promosi produk di platform Tiktok.
Untuk diketahui, afiliator adalah orang yang melakukan promosi produk atau layanan suatu brand dengan menggunakan tautan tertentu dan media sosial.
Afiliator bekerja sama dengan brand dalam program afiliasi, di mana mereka akan mendapatkan komisi dari penjualan produk yang dipromosikan.
Ternyata, Haji Basri sebelumnya adalah seorang kepala cabang di Bank Mandiri Syariah. Ia menceritakan perjalanan hidupnya dalam Podcast YouTube Kasisolusi, yang diunggah pada Kamis (9/1/2025).
Dalam podcast tersebut, Haji Basri menceritakan bahwa dirinya dulu seorang bankir, yang hanya mendapat uang pensiunan di bawah nilau Upah Minimum Regional (UMR) sebesar Rp1,8 juta.
Haji Basri pun terjun ke dunia bisnis sebagai affiliator untuk mencari peruntungan. Ajaibnya, dalam dua bulan, ia bisa menghasilkan omset Rp10 juta.
Haji Basri menceritakan bahwa dirinya terjun ke dunia affiliator karena terinspirasi dari para lansia yang juga menekuni profesi ini.
Tak hanya itu, ia juga terinspirasi dari salah satu konten Podcast Kasisolusi yang menghadirkan para affiliator berpenghasilan besar.
“Sekitar bulan Oktober saya nonton Kasisolusi, waktu itu kan dikumpulin 26 affiliator . Lalu pas saya cek ternyata semuanya punya GMV sebesar itu. Akhirnya saya cari tahu gimana cara ngontennya,” ujar Haji Basri.
BACA JUGA: Baru! Youtube Luncurkan Program Afiliasi YouTube Shopping
Haji Basri menjelaskan, ia memilih untuk promosi barang-barang rumah tangga karena awalnya terinspirasi oleh video konten affiliator Hendra Setyo yang menyarankan untuk menggunakan barang-barang yang ada di rumah untuk membuat konten affiliator.
Setelah itu, ia mulai mempromosikan barang-barang milik anaknya yang baru saja berbelanja.
“Saya coba ngelihat-lihat dari suhu-suhu tuh yang Hedro Setyo, dia menyarankan untuk ngonten gampang , barang-barang yang dirumah aja pake . Kebetulan anak saya kan abis belanja bulanan, ya itu aja saya kontenin,” jelasnya.
Dalam konten video Haji Basri, ia selalu berkata-kata lembut dan diselipkan doa-doa. Menurutnya, itu merupakan sebuah ciri khas kontennya dan untuk menyasar kalangan ibu-ibu ia pun harus bertutur kata yang lembut agar menarik perhatian.
Baginya, teknologi merupakan hambatan terbesar bagi lansia. Perlu upaya lebih untuk memahami cara kerja Tiktok dan memahami tentang promosi produk-produk.
Untungnya, ia mempunyai pengalaman mengedit dan mengerti tentang pengeditan video.
“Suka dukanya sebagai orangtua mungkin di teknologi ya. Jadi untuk bikin konten itu perlu effort lebih. Untuk mencari produk juga belum begitu dapat ilmunya. Tapi, Alhamdulillah saya sebetulnya sebelumnya punya background juga sedikit-dikit di Youtube untuk edit-edit,” katanya.
Terakhir, Haji Basri mengungkapkan harapannya. Ia berharap bisa menjadi inspirasi bagi lansia yang ingin terjun ke dunia affiliator dan akun Tiktok nya makin berkembang.
“Semoga saya bisa menginspirasi affiliator-affiliator tua yang akan terjun dan semoga akun saya bisa berkembang,” pungkasnya.
(Magang UIN SGD/Khansa Az-Zahra-Aak)