Kisah Awal Misteri Pelet Marongge Sumedang

Legenda Pelet Marongge
Foto:Pemerintah Kabupaten Sumedang

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Mendengar kata Marongge, bagi sebagian masyarakat Jawa Barat, khusunya Kabupaten Sumedang, akan terkoneksi dengan sesuatu yang mistis, yakni pelet Marongge.

Terlepas benar tidaknya, konon pelet Marongge sangat manjur untuk memikat lawan jenis, dan selalu ada orang yang tertarik untuk menggunakannya. Marongge merupakan adalah nama sebuah desa yang berada di Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang.

Di Desa Marongge terdapat makam keramat yang banyak masyarakat meyakininya sebagai petilasan sebagai asal-usul kisah pelet Marongge.

Petilasan adalah istilah tradisi dari bahasa Jawa (masyarakat Sunda menyebutnya, Patilasan) yang merujuk pada suatu tempat yang pernah disinggahi atau didiami oleh sosok yang dikultuskan.

Pola pikir masyarakat Indonesia yang masih percaya akan hal-hal mistis, membuat makam kramat Marongge kerap menjadi situs tempat berziarah demi menggapai suatu keinginan, termasuk dalam hal perjodohan.

Kisah Mbah Gabug

Bersumber dari laman Pemkab Sumedang termasuk sumber lainnya, kuncen makam kramat Marongge, H. Maman menceritakan sejarah makam Marongge, yang menurutnya tak lepas dari kisah Mbah Gabug.

Mbah Gabug beserta tiga saudaranya, yaitu Mbah Setayu, Mbah Naibah, dan Mbah Naidah, merupakan prajurit perempuan Mataram yang memiliki tugas untuk menaklukan kerajaan Panjalu kala itu.

Namun mereka gagal dalam menjalankan misinya untuk menaklukkan kerajaan Panjalu, dan enggan pulang ke tempat asalnya, Mataram.

“Mereka gagal melaksanakan misinya menaklukan kerajaan Panjalu, dan memilih tidak kembali ke Mataram karena tahu hukuman yang gagal melaksanakan misi adalah hukuman mati,” terang Maman, mengutip laman Pamkab Sumedang.

Akhirnya, Mbah Gabug beserta tiga saudaranya memutuskan untuk tinggal di sebuah desa yang sekarang bernama Marongge.

BACA JUGA:Legenda Manusia Srigala di Gévaudan Prancis pada Abad 18

Misteri Pelet Marongge

Maman melanjutkan, kata Marongge berawal ketika Mbah Gabug menghilang selama tiga tahun empat puluh satu hari. Ketiga saudaranya kemudian menemukan Mbah Gabug sedang dalam keadaan tafakur.

Saat ditemukan, kondisi Mbah Gabug terlihat memprihatinkan, bahkan mereka menyangka akan segera meninggal dunia. Mereka kemudian mendengar suara gaib yang memerintahkan untuk mencari obat untuk menyembuhkan Mbah Gabug, yang dinamakan kilaja susu munding.

Walhasil, Mbah Gabug lun sembuh. Kemudian Mbah Gabug menyuruh ketiga saudaranya menggali tanah bekas Mbah Gabug terbaring lemas.

Setelah selesai, Mbah Gabug masuk ke dalamnya dan memerintah mereka untuk menutup lubang dengan rengge (sejenis ranting bambu haur). Setelah perintah itu terlaksana, ketiganya pun pergi pulang.

Karena penasaran dengan apa yang akan Mbah Gabug lalukan, mereka kembali ke tempat itu menjelang tengah malam. Kemudian, mereka sungguh terkejut ketika dari tempat itu terlihat merong atau cahaya yang memancar. Akan tetapi, tubuh Mbah Gabug tidak kelihatan lagi.

“Akhirnya nama itu hingga kini memiliki sebutan Marongge. Berasal dari kata merong dan rengge menurut cerita turun menurun,” terangnya.

Berbagai alasan dan tujuan makam kramat Marongge selalu ramai oleh peziarah, terutama pada malam Jumat kliwon.

Para peziarah bukan hanya dari wilayah Sumedang, tetapi juga dari luar kota. Pemerintah Kabupaten Sumedang kemudian menempatkan Makam Kramat Marongge sebagai tempat wisata ziarah di Sumedang.

Bagi sebagian peziarah, mendatangi makam keramat Maronegge bukan hanya untuk meminta kelancaran usaha, tetapi juga ingin memikat lawan jenis yang didambakannya dengan cara mistis alias pelet.

Bagi pemerintah, makam keramat ini disikapi sebagai destinasi wisata religi karena penuh dengan nilai sejarah dan kepercayaan.

 

(Mahendra/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
tilang cadas pangeran
Polisi Kantongi Duit saat Tilang Pengendara di Cadas Pangeran, Bikin Malu Polres Sumedang!
pengemudi patwal
Viral! Pengemudi Tantang Petugas Patwal Bunyikan Sirine: Takut Bunyiin?
Suar Mahasiswa Awards 2025
Cara Mudah Membuat Artikel untuk Suar Mahasiswa Awards 2025
Lisa Mariana
Jadi Bintang Tamu di Podcast Richard Lee, Lisa Mariana Kena Rujak Netizen
Program DAKOCAN
Program Dakocan Pemkab Cirebon Ditargetkan Menyasar 639.333 Anak
Berita Lainnya

1

Bupati Cirebon Luncurkan Program 'DAKOCAN'

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Kota Bandung Perlu Bangun Sistem Pangan Berkelanjutan

4

LSI: Kepala Daerah di Jabar Harus Ikuti Langkah Bupati Bandung Terjemahkan Program Presiden

5

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!
Headline
Aleix Espargaro
Kembali ke Lintasan MotoGP Sebagai Wildcard Honda, Aleix Espargaro Mengaku Gugup
Gempa Bumi Guncang Cilacap Jateng
Gempa Bumi M 3,4 Guncang Cilacap Jateng
Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia 18 April 2025
Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia 25 April 2025
Inter
Kondisi Inter Memburuk, Jalan Barcelona Menuju Final Kian Terbuka

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.